Saturday 20th April 2024,

Kehendak Allah; Antara Suka dan Benci

Kehendak Allah; Antara Suka dan Benci
Share it

ASWAJADEWATA.COM – Ada yang bertanya dengan penuh kebimbangan, “Kenapa Allah menciptakan keburukan atau kejelekan jika memang tidak disukai?” atau “Kenapa Allah membuat hamba-Nya menjadi orang yang jahat atau bejat jika orang yang seperti itu tidak diterima di sisi-Nya?” “Kenapa Allah menciptakan neraka jika keberadaannya dibenci?”

Ada yang bertanya sebaliknya, “Kenapa Allah tidak meciptakan kebaikan saja, jika hanya itu yang disukai” atau “Kenapa Allah tidak membuat hamba-Nya menjadi orang yang baik semuanya, jika orang yang seperti itu yang akan diterima di sisi-Nya?” atau “Kenapa Allah tidak mencukupkan surga saja jika surga adalah tempat yang diridhoi?”

Pertanyaan-pertanyaan di atas memang membuat kita seringkali bimbang. Bahkan, jika dilanjutkan lebih dalam akan menjadikan kita nyaris meragukan Allah. Begitulah jika dinalar dengan kemampuan seorang hamba yang sangat terbatas. Tidak jarang seorang hamba menjadi kufur karena dia mengejar pertanyaan di atas untuk mencari jawabannya yang tepat menurut logikanya.

Seseorang yang memaksa mencari jawaban dari pertanyaan di atas, dikhawatirkan dia terjebak ke dalam kesesatannya sendiri, karena dia menilai pertanyaan tersebut dengan mengukur rasionalitas seorang manusia. Semisal seseorang berkata, “jika aku tidak suka barang itu, maka aku tidak akan memilihnya untuk aku miliki” atau “jika aku benci pada barang itu, maka aku akan membuangnya” atau “buat apa aku menaruh barang itu jika aku tidak menyukainya”.

Pemahaman seperti itulah yang menjadi pola pikir untuk dijadikan landasan dalam berusaha mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas. Seorang hamba yang memiliki kemampuan berpikir yang sangat terbatas, jangan pernah bermimpi untuk memahami keluasan ilmu Allah. Hal itu laksana setetes air ingin membandingi air di lautan luas.

Tentang kebaikan dan keburukan, orang yang saleh dan orang yang jahat, atau surga dan neraka,keberadaan semua itu adalah atas kehendak Allah. sementara kehendak Allah berdimensi antara keridoan dan kebencian. Hal inilah yang banyak orang tidak memahaminya. Mereka hanya memahami bahwa apa yang dikehendaki Allah pasti diridhoi. Sementara yang tidak diridhoi tidak mungkin dikehendaki keberadaannya.

Semua apa yang ada di dunia ini pasti atas kehendak Allah, namun apa yang dikehendaki Allah belum tentu keberadaannya diridhoi. Artinya, apa yang ada di dunia ini ada yang diridhoi dan ada pula yang dibenci. Untuk memahami hal ini harus memahami bahwa antara kehendak, ridho, dan benci Allah itu merupakan sesuatu yang berbeda; kehendak Allah lain dengan ridho dan benci-Nya.

Berbeda denga pemahaman Mu’tazilah, mereka memahami bahwa kehendak, ke-ridho-an, dan kebencian Allah itu satu.

Letak kesamaan Kehendak Allah dan soal ujian pilihan ganda

Memang, secara logika, siapa yang berkehendak pada sesuatu yang tidak disukai atau dibenci? Pasti tidak ada. Siapa yang berharap sesuatu yang disukai dan selain itu berharap sesuatu yang dibenci? Pasti hanya berharap sesuatu yang disukai. Begitulah logika seorang manusia yang sekedar mampu membandingkan dua hal yang berlawanan. Seorang manusia tidak akan mampu menelusuri lebih dalam untuk memahami itu kecuali dengan cara menyadari dan meyakini.

Namun, tentang kehendak, keridhoan, dan kebencian Allah dapat kita pahami dengan soal ujian pilihan ganda. Dalam soal ujian pilihan ganda, ada pilihan A, B, C, D, dan E. Kelima pilihan tersebut merupakan sesuatu yang sama-sama dikehendaki keberadaannya oleh si pembuat soal. Namun, dari lima pilihan tersebut, si pembuat soal hanya menyukai satu pilihan, sementara yang lain dibenci. Arti disukai adalah pilihan yang benar. Seseorang yang memilih pilihan yang benar dia akan disukai dengan cara diberi nilai yang positif. Sebaliknya, jika seseorang memilih yang tidak disukai, artinya salah memilih, maka dia akan dibenci dengan cara diberi nilai negatif.

Begitu juga tentang kebaikan dan keburukan atau neraka dan surga. Semua itu keberadaannya sama-sama dikehendaki, namun dari salah satunya ada yang disukai dan yang lain dibenci. Seorang hamba yang memilih kebaikan dia akan mendapatkan nilai positif dari Allah, karena itu yang Allah sukai. Sebaliknya, jika seseorang memilih keburukan, maka dia akan mendpatkan nilai negatif dari Allah.

Jadi, semua apa yang ada di dunia ini adalah pilihan. Seorang hamba yang beruntung dialah yang benar pilihannya dari dua pilihan dari Allah. Seorang hamba yang celaka bila dia salah memilih dari dua pilihan Allah tersebut.

Di dunia ini yang berkaitan dengan ketuhanan ada dua hal. Pertama, sesuatu yang bisa dijangkau dengan logika sehingga bisa dipahami. Kedua, sesuatu yang tidak mungkin dijangkau dengan logika tapi harus dijangkau dengan hati dengan cara meyakini. Agama memang sering kali bertentangan dengan logika, namun pada akhirnya harus diterima dengan iman.

(Muhammad)

 

 

Like this Article? Share it!

Leave A Response

Translate »