ASWAJADEWATA.COM|
Dikisahkan oleh KH. Mohammad Hasan Maulana, saat bersilaturahim kepada Kiyai Abdul Haq Zaini, Adik Kandung dari Kiyai Hasyim Zaini salah satu pengasuh Ponpes Nurul Jadid Paiton Probolinggo.
Kiyai Abdul Haq berkisah padanya, pernah suatu ketika, Kiyai Abdul Haq menemani kakaknya Kiyai Hasyim ke Lumajang. Singkat cerita, ketika sudah balik dari Lumajang dan sampai di Ponpes Nurul Jadid Probolinggo, Kiyai Hasyim tiba-tiba memberikan semut kepada Kiyai Abdul Haq sambil berdawuh;
“Dek, ada semut yang keikut dari Lumajang. Tolong kembalikan ke tempatnya. Karena ini semut ratunya semut. Takut rakyatnya bingung”
“Kapan kak?”
“Iya sekarang”
Malam itupun Kiai Abdul Haq langsung ke Lumajang. Setelah sampai tempat, semut itu diletakkan dipohon. Ternyata benar, banyak semut-semut lain yang menyambutnya.
Kisah selanjutnya datang dari Ulama besar , Kiai Hasan Genggong. Ketika beliau hendak memasuki rumah, tiba-tiba beliau terdiam sejenak, tidak melanjutkan masuk kedalam rumahnya. Ternyata alasannya karena di pintu ada semut yang berjalan. Beliau menunggunya sampai tidak ada. Karena khawatir, ketika beliau masuk membuat semut itu kaget.
Jamaah Masjid Nurul Yatim,Jl. Merdeka Raya IX No.8-6, Kuta, Kabupaten Badung
Kiai Mohammad yang juga dikenal dengan sebutan Non Dego berpesan saat berceramah dalam peringatan Maulid Nabi SAW di Masjid Nurul Yatim Kuta, Badung (3/12), agar kita semua tidak meremehkan hal-hal yang kecil. Sebab baginya, bisa jadi hal yang kecil menurut kita tapi besar bagi Allah. Kiai Mohammad memberi contoh;
“Ada kisah, seorang santri yang diangkat derajatnya menjadi wali hanya karena sering membalikkan sandal teman-teman sesama santrinya. Hal itu membuat teman-teamnnya senang, dan berkat itulah dia diangkat derajatnya menjadi wali Allah.”
Penulis: Sagafi
Foto: Wandi Abdullah
Editor: Dadie W. Prasetyoadi
