Thursday 25th April 2024,

Kisah Sayyidina Ali Ketika Melewati Kuburan

Kisah Sayyidina Ali Ketika Melewati Kuburan
Share it

ASWAJADEWATA.COM- Syaikh Kumair rahmatullah alaissalam bercerita, “Suatu hari aku berajalan bersama Sayyidina Ali hingga tiba di sebuah hutan. Lalu, Sayyidina Ali mendekati sebuah kuburan sambil berkata, “Wahai penghuni kubur, wahai penghuni tempat sunyi, wahai yang tinggal sendirian di tempat yang menakutkan, bagimanakah kabar dan keadaanmu? ‘Kemudian sayyidina Ali berkata, ‘Adapun kabar kami di sini, hartamu telah dibagi-bagikan setelah kepergianmmu, anak-anakmu telah menjadi yatim, dan istri-istrimu telah menikah lagi. Inilah berita kami, ceritakanlah sedikiti tentang kalian! ‘seraya menoleh kepadaku, ia berkata, ‘Wahai Kumail, seandainya mereka boleh dan dapat berbicara, mereka akan berkata, sebaik-baik bekal adalah bertakwa, setelah berkata demikian ia menangis. Wahai Kumail, kubur adalah menyimpan amal, dan kita akan mengetahui ketika mati,”

Hikmah

Amal baik atau buruk seseorang akan tersimpan di dalam kubur bagaikan tersimpan di dalam kotak. Banyak hadist yang menjelaskan bahwa amal baik akan datang berupa seseorang yang tampan. Ia akan menjadi sahabat dan penghibur si mayit. Sebaliknya, amal buruk akan datang berupa sesuatu yang buruk rupa, busuk, dan hanya akan menambah kesengsaraan mayit. Sebuah hadist menyebutkan, “Tiga hal yang mengiringi manusia sampai ke kuburnya, yaitu hartanya  (sebagaimana kebiasaan Arab Jahiliyah), keluarganya, dan amal perbuatannya. Dua hal, yaitu harta dan keluarganya, akan kembali setelah penguburan. Yang tinggal bersamanya hanyalah amal perbuatannya.”

Suatu ketika, baginda nabi SAW bertanya kepada para sahabatnya, “tahukah kalian bagaimana perumpamaan kalian dengan sanak saudara kalian, harta kalian, dan amal perbuatan kalian?” atas keinginan para sahabat, baginda nabi SAW bersabda, “ perumpamaanbagaikan seorang yang memiliki tiga saudara. Menjelang kematiannya, ia memamnggil saudara-saudaranya dan berkata, ‘saudara-saudaraku, kalian telah mengetahui bagaimana keadaanku ini, maka bantuan apakah yang dapat kalian berikan kepadaku saat ini?’ saudaranya yang pertama menjawab, ‘aku akan merawatmu, aku akan mengobatimu, dan aku akan melayani segala keperluanmu. Jika kamu meninggal dunia, aku akan memandikanmu, mengkafanimu, memikulmu dan menguburkanmu.

Lalu, aku akan senantiasa mengingat kebaikanmu.” Baginda nabi SAW bersabda, “saudara seperti ini adalah sanak saudara dan keluarganya.’ Kemudian pertanyaan yang sama diajukan kepada saudaranya yang kedua. Lalu, ia menjawab, ‘aku akan bersamamu selama engkau masih hidup. Jika kamu meninggal dunia, aku akan akan pergi kepada orang lain.’ Saudaranya ini adalah hartanya. Kemudian ia memanggil saudaranya ketiga dan menanyakan hal yang sama. Saudaranya yang ketiga menjawab, ‘meskipun di dalam kubur, aku akan bersamamu. Di tempat yang menakutkan aku akan menjadi penghibur hatimu dan ketika kamu dihisab aku akan duduk dan memberatkan timbangan amal baikmu.’ Saudaranya yang ketiga ini adalah amal shalihnya,’ baginda nabi SAW bersabda, “kini sebutlah, manakah saudara yang memberi manfaat?” para sahabat radhiyallahu ‘anhum menjawab, “ya rasulullah, jelas saudara yang terakhir inilah yang bermanfaat. Yang pertama dan kedua tidak bermanfaat lagi.” (Kitab Fadhailul A’mal)

Kontributor: Aisyah Shely (Mahasiswi STAI Denpasar Bali)

Like this Article? Share it!

Leave A Response

Translate »