Tuesday 23rd April 2024,

Menakar Kecemburuan Agar Tak Menjadi Cemburu Buta

Menakar Kecemburuan Agar Tak Menjadi Cemburu Buta
Share it

ASWAJADEWATA.COM

Rasa cemburu merupakan fitrah manusia. Fitrah kecemburuan akan muncul terasa ketika dalam hati seseorang hadir rasa cinta. Dalam rumah tangga khususnya, rasa cemburu merupakan bumbu yang akan menjadikan rumah tangga terasa indah dalam suasana romantisme.

Ibarat sayur tanpa garam. Karena rasa cemburu diumpakan dengan bumbu, tepatnya sebagai garam, maka kadarnya harus diatur dengan tepat atau pas. Ketika tidak diatur dengan pas, maka… sudah tahu kan seperti apa rasanya masakan yang kadar bumbunya tidak pas? Begitulah rasanya kondisi keluarga yang kadar kecemburuannya tidak diatur dengan tepat.

Nah, ketika kadar kecemburuan tidak bisa diatur dengan tepat, maka ketika itulah kecemburuan seseorang menjadi cemburu buta. Ada yang mengatakan, cirri-ciri cemburu buta adalah memonitor pasangan setiap waktu (kemana, dengan siapa, sedang apa), tidak mau mengakui kesalahan, tidak tenang, ingin selalu diajak ke mana pun dan kapan pun, kasar (sering marah, berteriak, memukul, merusak barang).

Cemburu buta itu menyiksa jiwa, menindih batin, penuh gelisah dan resah, banyak mengeluh, mencela, berprasangka buruk sehingga menuduh orang yang tidak bersalah, curiga terhadap sesuatu yang belum jelas dan pasti, rasa was-was yang berasal dari setan, sehingga bisa merusak hubungan di antara dua anak manusia dan keluarga.

Sebenarnya, penyebab cemburu tidak lain adalah keraguan-keraguan yang dimunculkan dari berpikir negatif. Oleh sebab itu, untuk terhindar dari cemburu buta, maka harus didasari dengan logika yang sehat dengan tetap berpikir positif, serta ditambah dengan keyakinan hati dan kepasrahan jiwa. Ketika kecemburuan didasarkan pada logika yang positif, maka kecemburuan itu akan memiliki alasan yang benar.

Ada yang mengatakan, “Untuk menghindari rasa cemburu pada diri Anda terhadap pasangan anda. Cobalah belajar mengurangi rasa cinta Anda kepada meraka, biarkan mereka berpikir apa yang lebih baik dilakukan untuk Anda tapi bukan karena Anda meminta sesuatu untuk diri Anda!”.

Maksud ungkapan tersebut mengkin begini, mengurangi cinta itu bukan berarti menghilangkan cinta, tapi mengendalikan perasaan agar tidak sampai kecemburuan kita mengekang orang yang kita cintai. Biarkan dia melakukan sesuatu dengan kepasrahan, keyakinan serta untaian doa yang kita pinta pada-Nya untuknya. (Gm)

 

Like this Article? Share it!

Leave A Response

Translate »