Friday 19th April 2024,

Viral Mahar Sandal Jepit, Tiga Pelajaran Penting Bagi Para Perempuan

Viral Mahar Sandal Jepit, Tiga Pelajaran Penting Bagi Para Perempuan
Share it

ASWAJADEWATA.COM

Belakangan ini viral berita “mahar sandal jepit”. Lantaran seorang laki-laki yang bernama Yudi menikahi wanita cantik dengan mahar sandal jepit dan segelas air putih. Pernikahan berlangsung pukul 20.00 Wita, Jumat (3/7) di kediaman mempelai laki-laki, Desa Braim, Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat.

Menurut pengakuan Yudi, sandal jepit tersebut merupakan permintaan dari calon istrinya, Helmi Susanti. “Karena mahar ini, bukan permintaan saya. Melainkan istri saya” ujar Yudi, didampingi istrinya yang ayu itu.

Apa yang bisa dipetik dari viralnya berita “mahar sandal jepit” sebagai pelajaran untuk membina rumah tangga, khususnya bagi perempuan? Pertama, bahwa untuk menghalalkan cinta tidak butuh biaya besar atau mahal. Jika memang cinta dan berniat membina rumah tangga maka mudahkanlah bagi calon suami untuk melanjutkan niat baiknya (menikah).

Kedua, jika ada perempuan yang masih mengukur kebahagiaan dengan materi maka berkacalah kepada Helmi Susanti. Dia sama sekali tidak khawatir apalagi takut kehidupan rumah tangganya tidak bahagia karena menerima laki-laki yang “bermodalkan sandal jepit”. Atau, dia merasa malu dengan mahar yang bisa diakatakn sangat murah. Mungkin bagi perempuan yang gengsi akan berkata, “Emang gue cewek murahan hanya dikasi mahar sandal jepit?!”

Ketiga, Islam tidak memberatkan seorang hamba untuk menunaikan syariatnya. Termasuk syariat pernikahan. Siapapun yang melaksanakan akad nikah dengan mahar semurah-murahnya, Islam tetap menganggap sah. Karena dalam rukun nikah tidak ditentukan mahar besar atau mahal. Hanya saja, di beberapa daerah ada teradisi pernikahan yang sangat memberatkan calon suami. Alasannya, karena sudah teradisi maka akan merasa malu jika tidak dipenuhi.

Dengan viralnya “mahar sandal jepit”, semoga orang-orang yang masih menganggap pernikahan harus mengeluarkan biaya besar menjadi sadar dan mengerti bahwa nikah itu mudah dan murah. Jangan sampai hanya karena teradisi, sampai memberatkan calon suami. (Gm)

Like this Article? Share it!

Leave A Response

Translate »