ASWAJADEWATA.COM | JAKARTA
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur KH Shalahuddin Wahid wafat Minggu malam (2/1). Cucu KH. Hasyim Asy’ari yang karib disapa Gus Solah tersebut ternyata berkarier cukup lama di dunia arsitektur.
Sebelum menjadi pengasuh di Pesantren Tebuireng yang didirikan kakeknya itu, Gus Sholah menjalani profesi sebagai Arsitek selama 30 tahun.
Baca juga: Gus Sholah, Satu Siang di Tebuireng, dan Harum Sedap Malam
Almarhum yang merupakan adik dari Presiden ke-4 RI KH. Abdurrahman “Gus Dur” Wahid itu menempa kemampuan arsitekturnya di Institut Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat. Kemudian mengawali kariernya dengan bergabung di sebuah biro konsultan, lantas menanjak menjabat sebagai direktur utama di sebuah perusahaan konsultan teknik pada 1978 sampai 1997.
“Setelah krisis saya beralih ke konsentrasi lain. Kemudian pada 2006 kembali membantu Tebuireng,” kata mendiang beberapa waktu lalu.
Menurut Gus Solah, profesi Arsitek turut menempanya untuk memahami pengelolaan pesantren Tebuireng warisan kakeknya. Saat diasuhnya, Pesantren Tebu ireng mengalami kemajuan pesat dalam pengembangannya dan kini memiliki ribuan santri serta beberapa cabang di daerah lain.
Berita wafatnya Gus Solah pertama kali meluas saat putranya Irfan As’ari Sudirman Wahid atau Ipang Wahid mengunggah di akun twitternya @ipangwahid. Jenazah Gus Solah menurut info yang didapat oleh aswajadewata.com akan diterbangkan ke Jombang dan dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga Tebuireng pada hari Senin pukul 16.00 WIB (3/1).
Penulis: Dadie W. Prasetyoadi