ASWAJADEWATA.COM – Hijamah secara etimologi artinya menghisap. Dan menurut istilah berarti metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah statis (kental) yang mengandung toksin dari dalam tubuh manusia dengan cara melakukan pemvakuman kulit.
Demikian yang disampaikan oleh Ustadz Husnur Rohim dalam pelatihan Hijamah. Atau yang populer disebut bekam. Kegiatan ini digelar oleh PC Jam’iyyah Ruqyah Aswaja (JRA) Gianyar pada Ahad, 6 Oktober 2019, di Kediaman Bapak H. Sumadi Arifin.
Harisuddin Ketua PW JRA Bali menegaskan bahwa Praktisi JRA tak hanya membangun jiwa saja dengan cara ruqyah, tapi juga membangun raga dengan Tibbun Nabawi. Rois Syuriyyah MWC Gerokgak ini juga kembali mengingatkan juga bahwa Ruqyah itu adalah sebagai pengobatan pertama dan utama. Bukan sebagai pengobatan alternatif.
Khusus kepada warga Nahdliyyin, guru MTs N 1 Jembrana ini menyampaikan bahwa Tibbun Nabawi, seperti ruqyah, bekam dan lainnya, adalah bentuk dakwah yang paling menyentuh masyarakat. Metode penyembuhan Tibbun Nabawi ini juga merupakan salah satu bentuk dakwah Wali Songo. Seperti Syaikh Maulana Ishaq atau Sunan Giri dan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Dan JRA adalah wadah untuk SUWUKE WONG NU, tutupnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemateri utama yaitu Ustadz Husnur Rohim. Diawali dengan membacakan hadits tentang bekam diantaranya,
عن ابن عباس ، عن النبي صلى الله عليه وسلم ، قال : « خير يوم تحتجمون فيه سبع عشرة وتسع عشرة وإحدى وعشرين » ، قال : « وما مررت بملأ من الملائكة ليلة أسري بي إلا قالوا : عليك بالحجامة يا محمد » مسند عبد بن حميد
Dari Ibn Abbas r.a, dari Rasulullah bersabda: Sebaik-baik hari untuk Hijamah adalah pada tanggal 17, tanggal 19 dan 21.” Rasulullah SAW bersabda : “ Aku tidak diperintah oleh Para Malaikat pada Malam Isra kecuali mereka (para Malaikat) itu berkata : Kerjakan Hijamah ya Muhammad .”(Musnad Abd bin Hamid)
Hadits kedua Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
الشِّفَاءُ فِي ثَلَاثَةٍ فِي شَرْطَةِ مِحْجَمٍ أَوْ شَرْبَةِ عَسَلٍ أَوْ كَيَّةٍ بِنَارٍ وَأَنَا أَنْهَى أُمَّتِي عَنْ الْكَيِّ
“Terapi pengobatan itu ada tiga cara, yaitu; berbekam, minum madu, dan kay (menempelkan besi panas pada daerah yang terluka). Adapun aku melarang ummatku berobat dengan kay.” HR Bukhari, no : 5704 dan Muslim, no : 2205
Terkait sejarah, bekam sudah dikenal sejak zaman dulu, yaitu kerajaan Sumeria, kemudian terus berkembang sampai Babilonia, Mesir kuno, Saba, dan Persia hingga pada zaman Nabi Muhammad SAW.
Manfaat yang diperoleh dari bekam ialah mengeluarkan darah kotor, perbaikan fungsi organ tubuh dan lain – lain. Adapun tujuan bekam diantaranya adalah, pengamalan sunnah Rasul, mengobati penyakit, pencegahan penyakit, meningkatkan imun, mengaktifan kembali saraf – saraf yang lemah dan mengeluarkan racun di dalam tubuh.
Kegiatan ini dihadiri oleh peserta dari seluruh Bali, diantaranya PC JRA Jembrana (Tim Jalak Putih), PC JRA Denpasar (Tim Zulfikar), PC JRA Buleleng (Tim Ababil), PC JRA Karangasem (Tim Pandawa), PC JRA Klungkung (Tim Majapahit).