ASWAJADEWATA.CO- Di dunia ini, tidak ada yang paling indah dari kebersamaan. Rumah yang mewah tidak akan indah jika di dalamnya tidak ada kebersamaan keluarga. Harta yang melimpah, yang menghiasi rumah-rumah tidak akan memancarkan keindahan jika kita tidak bisa hidup dalam kebersamaan. Bahkan, setinggi apapun pangkat atau jabataan seseorang tidak akan menjadi keindahan jika tidak memiliki karakter untuk saling bersama-sama. Hanya dengan kebersamaan semuanya menjadi indah.
Memang, di dunia ini tercipta dengan serba berbeda. Sehingga, tidak sedikit dari manusia yang tidak memahami akan perbedaan yang telah tercipta. Manusia yang tidak paham inilah yang sulit menerima kebersamaan dalam perbedaan. Padahal sudah jelas nyata, bahwa kita memang tercipta berbeda. Dengan demikian, untuk benar-benar membangun dan merawat kebersamaan hanya dengan memahami perbedaan. Perbedaan ada dalam kehidupan kita memang untuk dipahami lalu kemudian diterima dalam wujud mencipatkan kebersamaan.
Hanya orang yang memahami dan menerima perbedaan yang merasakan betapa indahnya kebersamaan. Perbedaan sudah menjadi fitrah dalam kehidupan manusia. Maka, mustahil manusia menolak perbedaan yang telah menjadi fitrah kehidupan. Manusia yang menolak perbedaan, hidupnya akan menjadi sempit dan merasakan kebahagiaan pun sangat sulit. Bahkan, orang yang tidak menerima perbedaan hidupnya tidak akan pernah merdeka, dia akan menjadi budak logikanya yang sempit.
Dalam kitab suci Al-Quran surat ar-Rum ayat 22 sudah dinyatakan,
وَمِنْ آَيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui”
Ayat ini diakhiri dengan kata lil’alamin, yang artinya bahwa Tuhan menciptakan alam dan manusia dengan serba berbeda, hanya dipahami dan diterima bagi orang yang ‘alamin, yaitu orang yang mau mengerti dan memahami. Oleh, karena itu, kita harus mengerti dan memahami semua ciptaan di dunia ini agar kita tidak gampang mempermasalahkan perbedaan.
Pada surat al-Hujurat ayat 13 juga dinyatakan,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”
Ayat ini juga dengan jelas memberitahukan kepada manusia, bahwa keberadaan manusia di dunia ini memang diciptakan dari laki-laki dan perempuan dengan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Tujuan dari perbedaan ini tidak lain kucuali untuk saling mengenal satu sama lain. Karena hanya dengan saling mengenal, bangsa atau suku yang berbeda akan saling menjaga dan melindungi, khususnya demi saling member kedamaian dan kesejahteraan bersama.
Kebersamaan yang indah dan harmonis adalah kebersamaan layaknya pemandangan alam. Kita perhatikan pemandangan alam yang indah seperti kindahan pantai. Di sana ada banyak komponin alam yang berbeda-beda. Namun dengan perbedaa itulah pantai menjadi indah mempesona. Ada pasir, ada air yang sifatnya cair, ada batu yang sifat keras, di tambah dengan adanya angin yang menciptakan ombak bergulung-gulung. Semua komponin ala mini berbeda, tetap dari perbedaan inilah muncul pemandangan yang sangat mempesona. Tentu karena tercipta dari kebersamaan yang saling melengkapi.
Begitu juga seperti keindahan pelangi, karena di dalamnya ada beberapa warna yang jejer bersama. Dari perbedaan warna tersebut, pelangi sungguh indah memanjakan pandangan mata. Pelangi menjadi indah seperti itu karena adanya warna yang berbeda. Namun tentu tidak hanya sekedar warna yang berbeda, yang paling utama karena pelangi berjejer bersama sehingga dari kebersamaan tersebut tampak keindahan yang mempesona.
Gus Dur memiliki banyak ungkapan prinsip dalam membangun dan menjaga kebersamaan. Semisal, “Tidak penting apapun agamamu atau sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu.” dan “Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya, merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya.” dan “Kemajemukan harus bisa diterima, tanpa ada perbedaan”
Makna kebersamaan tidak akan dipahami jika kita masih mementingkan diri sendiri atau kelompok. Indahnya kebersamaan tidak akan dirasakan jika kita tidak saling menghargai. Kebersamaan tidak akan utuk jika kita masih memasang skat perbedaan di antara kita. Perbedaan sudah menjadi fitrah dalam hidup manusia. Orang yang tidak mau dan enggan akan adanya perbedaan, dia tidak akan menemukan dan merasakan indahkan kebersamaan.
Bagaimana caranya membangun kebersamaan yang harmonis? Harus menyadari bahwa kita sebagai manusia butuh orang lain. Dengan kesadaran semacam ini, kita sebagai manusia akan memiliki kemauan yang kuta untuk selalu memulai dan mengajak siapapun untuk bersama-sama dalam melakukan apapun, khususnya dalam hal saling membangtu kehidupan sosial.
Sekaya apapun kita, tidak akan merasa nyaman dan nikmat jika kita hidup sendirian tanpa orang lain. Setinggi apapun jabatan atau pangkat kita, maka jabatan atau pangkat hanya sekedar kursi jika kita tanpa ada orang lain yang membantu.
Kemudnian, menjaga tradisi dan budaya. Kenapa kita harus menjaga tradisi dan budaya? dan apa kaitannya tradisi atau budaya dengan kebersamaan? Tentu tradisi dan budaya sangat penting bagi terwujud dan terjaganya kebrsamaan bagi manusia. Semisal budaya saling sapa, saling berjabat tangan, saling menjenguk.
Atau tradisi lainnya yang sudah ada sejak dulu dan member kontribusi bagi kebersamaan dan persatuan kita sebagai bangsa Indonesia. Seperti di daerah kita ini, Bali, ada tradisi megibung dan ngejot. Tradisi semacam ini harus kita jaga dan lestarikan. Tradisi dan budaya apa saja harus kita jaga. Karena dari tradisi dan budaya yang ada di sekitar kita inilah yang akan mewujudkan indahnya kebersamaan.
Sekali lagi, pelangi menjadi indah mempesona karena adanya perbedaan warna. Hidup dalam perbedaan suku dan budaya, menjadikan kebersamaan semakin erat penuh cinta. Karena perbedaan daerah yang berjauhan, jarak mengajari kita kerinduan. Karena perbedaan agama, kita bersatu di bawah naungan sila pertama. Bahkan karena perbedaan kelamin kita menjadi terlahir di alam ini.
Maka, keindahan dalam kebersamaan akan lebih mempesona jika di dalam kebersamaan tersebut terdapat banyak perbedaan. Dari perbedaan suku, budaya, dan agama yang kemudian hidup dalam kebersamaan yang akur, rukun dan saling menjaga dan melindungi, maka pasti akan memancarkan keindahan yang mempesona.