Friday 19th April 2024,

Persembahan Puisi Da’i Aswaja Bali Memukau Peserta Art & Cultural Night Interfaith-Interreligion 2019

Persembahan Puisi Da’i Aswaja Bali Memukau Peserta Art & Cultural Night Interfaith-Interreligion 2019
Share it

ASWAJADEWATA.COM – DENPASAR 

Kami akan senantiasa bersatu
Agama, ras, budaya dan suku adalah indonesiaku
Kami memang berbeda-beda tapi kami satu
Karena kami sama-sama terlahir dari seorang ibu
Ibu pertiwi, yang selalu mengajarkan kami tentang cinta dan rindu
Kami yakin, kami pasti tetap menjadi satu
Tak akan pernah goyah siapapun yang mengganggu
Karena kami telah merdeka dengan kalimat Allahu

Bait-bait puisi karya M. Taufiq Maulana, S.Sy, M.H, Ketua Lajnah Ta’lif wa Nasyr Nahdlatul Ulama Bali (LTN NU) inilah yang dibaca oleh Ustadz Ahmad Muhdori S.Pd. dalam acara Art & Cultural Night yang bertemakan “Kerukunan Beragama untuk Kejayaan NKRI” Sabtu malam di Lapangan Bajra Sandi Renon, Denpasar(13/7).

Pada malam pertama event bertajuk Festival Sri Jagannatha Ratha Yatra Nusantara 2019 yang diselenggarakan oleh Perkumpulan International Society For Krishna Consciouness (ISKCON) tersebut mengundang perwakilan lintas agama dari berbagai organisasi keagamaan dalam sesi interfaith-interreligion disertai gathering agar lebih mempererat kebersamaan yang telah terjalin selama ini.

Foto bersama seluruh undangan perwakilan lintas agama

Kesempatan yang diberikan panitia untuk setiap peserta dari perwakilan agama menampilkan persembahan kesenian dimanfaatkan oleh Ustadz Muhdori malam itu dengan membacakan puisi berjudul ‘Karena Kami Telah Merdeka’ karya Ketua LTN NU Bali M. Taufiq Maulana.

Puisi dengan tema persatuan serta penolakan terhadap usaha pemecah belah hubungan antar anak bangsa yang dibacakan Ustadz Muhdori dengan peuh penghayatan itu mampu memukau hadirin dan undangan. Bahkan setelah Ustadz Muhdori selesai membacakan puisi dan turun dari panggung, beberapa undangan menghampirinya dan menyampaikan kekaguman mereka atas isi puisi tersebut.

“Puisi yang bagus sekali, itu memang harus sering digaungkan mas!” ujar seorang pendeta Kristen yang hadir disitu kepadanya sambil menyalami.

Perwakilan lain pun menyampaikan hal senada, seperti yang diutarakan seorang undangan warga negara asing kepada ustadz muhdori lalu diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh temannya.

“Saya memang tidak mengerti isi puisi yang anda bacakan, tapi saya terpukau saat anda membacakannya,” katanya kepada Ustadz Muhdori di sela-sela acara ramah tamah.

Pembacaan Puisi oleh Ustadz Ahmad Muhdori

Kehadiran Ustadz muhdori, salah satu da’i muda Aswaja Bali yang tergabung dalam Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Provinsi Bali (LDNU) malam itu atas undangan panitia yang ditujukan kepada PW GP Ansor Bali untuk dapat turut berpartisipasi dalam acara festival seni dan budaya yang melibatkan antar suku, ras dan agama di Indonesia, demi merawat kebersamaan dan toleransi antar umat beragama sebagai sesama anak bangsa, yang akhir-akhir ini sedikit terganggu oleh suasana politik dalam negeri.

Berikut puisi yang dibaca Ustadz Muhdori;

Karena Kami Telah Merdeka
karya: Muhammad Taufiq Maulana

Kami telah hidup merdeka di bumi pertiwi
Mengais rizki sudah cukup untuk memenuhi sesuap nasi
Tanpa harus disiksa dan sampai melukai hati
Menuntut ilmu sudah bisa meraih hingga pendidikan tinggi
Tanpa harus menyebrang ke luar negeri
Kami sudah bisa berjalan-jalan dan menikmati keindahan negeri ini
Tanpa harus takut melangkahkan kaki untuk menelusuri
Karena kami telah merdeka hingga saat ini

Setelah ratusan tahun kami menahan siksa derita
Setelah berjuta-juta jiwa tak berdosa kehilangan nyawa
Setelah tanah ini banjir darah para pejuang bangsa
Kini…
Kami sudah merasakan indahnya hidup tanpa air mata
Kami sudah merasakan hidup tanpa harus kehilangan saudara
Kami sudah menanami tanah ini dengan tumbuh-tumbuhan sejuta rasa
Karena kami telah merdeka hingga akhir masa

Kami akan senantiasa bersatu
Agama, ras, budaya dan suku adalah indonesiaku
Kami memang berbeda-beda tapi kami satu
Karena kami sama-sama terlahir dari seorang ibu
Ibu pertiwi, yang selalu mengajarkan kami tentang cinta dan rindu
Kami yakin, kami pasti tetap menjadi satu
Tak akan pernah goyah siapapun yang mengganggu
Karena kami telah merdeka dengan kalimat Allahu

Wahai siapapun yang ingin negeri kami hancur
Wahai siapapun yang berusaha merampas negeri kami yang makmur
Wahai siapapun yang berambisi merubah negeri kami menjadi khilafur (Khilafah ngawur)
Kami pasti tetap berdiri tegak di negeri ini dan tidak akan mundur
Kami pasti tetap menjaga negeri ini tanpa selangkah pun, kami tak akan mundur
Kami pasti mempertahankan negeri ini tetap menjadi negeri yang luhur
Karena kami telah merdeka dengan penuh rasa syukur

Tak peduli engkau ingin menghancurkan kami dengan menfitnah pemimpin kami
Terserah engkau ingin merusak negeri kami dengan wacana agama birahi
Sak karepmu mau mengadu domba persatuan kami dengan berita-berita banci
Karena kami telah dan tetap merdeka di bawah kibaran merah putih yang suci

Kami telah merdeka, kami telah merdeka, kami telah merdeka
Merdeka dalam ikatan persatuan
Merdeka dalam jalinan persaudaraan
Merdeka dalam dekapan keragaman
Merdeka dalam bingkai ke bhinnekaan

Indonesia Negeriku
Engkau panji martabatku
Siapa datang mengancammu
Kan binasa di bawah durimu

(dad)

Like this Article? Share it!

Leave A Response

Translate »