Saturday 20th April 2024,

Prof. Babun Suharto, Kisah Tukang Sapu ke Kursi Rektor

Prof. Babun Suharto, Kisah Tukang Sapu ke Kursi Rektor
Share it

ASAWAJADEWATA.COM | DENPASAR

Kerja keras dan keinginan kuat untuk mengembangkan kapasitas diri adalah kunci dan modal yang telah dibuktikan sendiri oleh Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE. MM, Rektor  IAIN KH. Ahmad Shiddiq Jember, Jawa Timur.

Ditemui saat berada di Bali dalam rangka sebuah acara oleh aswajadewata.com, Pria asal Madura ini mengisahkan sekelumit perjalanan karirnya hingga mencapai jabatan Rektor di perguruan Tinggi Islam dengan sekitar 18.000 mahasiswa itu di hotel tempatnya menginap di daerah Kuta (25/12).

“Saya mengawali karir di kampus sebagai tukang sapu dan juru ketik di tata usaha dengan berbekal ijazah SMA,” kenangnya.

Prof. Babun Suharto menerima Buku ‘Fikih Muslim Bali’  dari Gus Tama, Ketua LTN NU Provinsi Bali sekaligus penulisnya.

Berawal dari sana Babun muda mampu mengumpulkan biaya untuk menempuh pendidikan tinggi di sebuah kampus lain di kota Jember. Kuliah itu dilakukan diluar jam kerjanya sebagai tenaga honorer di IAIN Jember yang saat itu masih bernama STAIN Jember.

Tidak hanya sebagai mahasiswa biasa, Babun juga menjadi aktivis NU di kalangan mahasiswa yang militan dan terlibat langsung dalam aksi-aksi pasca tergulingnya pemerintahan Orba di awal tahun 2000. Dirinya termasuk sebagai unsur dari kalangan muda NU saat itu yang pergi ke Jakarta untuk mendukung Gus Dur yang menurut sebagian kalangan dilengserkan melalui proses inkonstitusional.

pada era itu Gus Dur menjadi inspirasi banyak aktivis muda NU dalam hal pembaharuan pola pikir kebangsaan dengan prinsip pluralitas, kemanusiaan dan perdamaian dunia. Dimana sebelumnya pada zaman Orde Baru menjadi hal yang sangat langka diutarakan.

Dalam konteks era millenium sekarang, Babun banyak mengadopsi pemikiran Gus Dur dalam menjalankan kebijakan-kebijakannya sebagai Rektor IAIN Jember, salah satunya dengan melihat kemungkinan menerima mahasiswa non-muslim yang berniat kuliah di sana. Dia juga mengatakan dalam setiap penerimaan mahasiswa baru IAIN Jember bahwa kampus bukanlah tempat mencari pekerjaan, tapi tempat mencari ilmu. Dia meminta agar para mahasiswa baru itu meluruskan niat dan bersungguh-sungguh dalam belajar.

“Generasi muda NU sekarang harus mampu menyikapi persoalan bangsa yang lebih luas, tidak hanya terpaku pada hal-hal yang itu-itu saja. Harus ada gerakan dalam menyiapkan kapabilitas SDM NU untuk memasuki abad kedua usia organisasi ini,” katanya.

Menurutnya dari segi kuantitas dan kualitas SDM, NU sudah sangat cukup, hanya perlu managemen yang lebih efektif dan kesadaran untuk tidak larut dalam penggiringan opini pihak-pihak yang tidak suka kepada NU.

“Fungsi semua Lembaga dan banom yang ada harus dioptimalkan sehingga dapat bersama menjadi sebuah komponen yang saling mendukung satu dengan lainnya. Hindari terjebak dalam issue-issue yang tidak kondusif dan sengaja diciptakan oleh pihak lain sehingga kita kehilangan fokus terhadap hal-hal yang lebih urgent,” jelasnya’

Kiprah Prof. Babun dalam bidang akademik tidak hanya berhenti di kursi Rektor IAIN KH. Ahmad Shiddiq Jember saja, bahkan saat ini dirinya menjadi Ketua Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) Se-Indonesia untuk periode kedua.

Terkait tugas yang diembannya ini Babun menjelaskan, ada tiga fokus yang akan dilakukan untuk membawa PTKIN ke arah yang lebih baik, terutama menyongsong Revolusi Industri 4.0. “Pertama kali yang akan kami lakukan tentu penguatan mutu SDM. Lalu penguatan mutu kelembagaan, dan yang pasti kita akan kembangkan kerja sama dengan pihak lain, seperti perguruan tinggi di bawah Kemenristek Dikti,” pungkasnya.

Penulis: Dadie W. Prasetyoadi
Foto: LTNNU Bali

Like this Article? Share it!

Leave A Response

Translate »