Thursday 18th April 2024,

Syar’i di Era Spat Kapitalisme

Imriatun Muchlisoh September 2, 2019 perspektif No Comments on Syar’i di Era Spat Kapitalisme
Syar’i di Era Spat Kapitalisme
Share it

ASWAJADEWATA.COM | Era spat-kapitalismus atau kapitalisme lanjut merupakan era dimana para kapitalis menunjukkan wajah yang ‘humanis’.  Wajah ‘humanis’ ini ditunjukkan melalui 3F (Food,  Fashion and Fun). Sebagian besar seluruh lapisan masyarakat dapat mengakses segala bentuk makanan,  penampilan dan hiburan yang dulu hanya dapat dinikmati oleh orang-orang kalangan menengah atas.  Seperti misalnya  burger,  pakaian bermerk dan bioskop dulu hanya dapat dinikmati oleh kalangan atas. Namun di era spat kapitalismus semua orang dapat menikmati fasilitas tersebut.

Pada era saat ini 3F khususnya Fashion memiliki panggung tersendiri di masyarakat. Sasaran utama dari fashion yaitu perempuan.  Seperti yang kita ketahui bahwa fashion perempuan sangat heterogen. Disamping itu di era spat kapitalismus kita dapat menemui budaya masyarakat tontotan (society of the spectacle). Budaya masyarakat tontonan ini diproduksi dan dikonsumsi oleh orang-orang sekitar dengan saling ‘menonjolkan simbol’ atau memamerkan apa yang mereka milki. Selain itu masyarakat tontonan tidak mementingkan nilai guna,  tapi hanya simbol untuk dipamerkan.

Saat ini banyak sekali trend fashion yang dilabeli dengan ‘syar’i‘. Kata ‘syar’I’ itu kini sudah ter-komersialisasi-kan. Fashion yang syar’i pun sudah menjadi simbol. Simbol ini akan terus dibuat oleh orang-orang guna melanggenggkan simbol tersebut. Beberapa orang hanya dapat mengikuti trend tanpa memperhatikan niat.

Rasulullah menjelaskan bahwa segala apa yang diperbuat tergantung dari niat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya seseorang hanya mendapatkan apa yang dia niatkan. Maka barang siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Melihat hal tersebut bahwa niat memiliki andil yang besar dalam segala hal. Sehingga marilah kita  mengkorelasikan antara niat dan tindakan. Niat untuk beribadah kepada Allah,  niat untuk mendapat ridho Allah dan berusaha menjadi hamba yang lebih baik serta bermanfaat bagi umat.

(Eym)

Like this Article? Share it!

Leave A Response

Translate »