BULELENG–Kolabroasi Ikatan Santri Alumni Salafiyah Syafi’iyah (IKSASS) Buleleng dengan Kelompok Penyuluh (POKJALUH) Tejakula di Kp. Batu Gambir, Ds. Julah, Kec. Tejakula, Buleleng, pada Kamis (13/06/2024) lalu.
Memberikan kesan berarti pada masyarakat terkait bagaimana tata cara yang benar dalam memandikan Jenazah.
Karim Abraham menilai, akhir-akhir ini memang dakwah terkesan dilakukan hanya di kota-kota dan perkampungan yang terjangkau saja. Tetapi, bagaimana daerah-daerah terpencil seperti Kampung Batu Gambir itu justru jarang sekali tersentuh, karena akses mobilitasnya yang sulit.
“Selama ini, kan, dakwah itu cenderung hanya di kota-kota saja, yah. Karena akses mobilitasnya mudah. Nah, kami memilih cara yang berbeda. Kami memilih lokasi yang sulit dijangkau untuk berdakwah. Dan memang persiapan ini sudah sangat lama kami rencanakan,” ucap Karim Abraham selaku ketua IKSASS Buleleng (13/06)
Sekitar 40 an peserta yang hadir pada acara Pelatihan Tajhizul Jenazah yang diadakan di Masjid Istiqomah Batu Gambir itu. Melihat antusiasme dan semangat ibu-ibu dalam pelatihan, pihak kemenag akan mengusahakan bagaimana fasilitas untuk pleatihan selanjutnya lebih lengkap lagi. Karena saat pelatihan digelar, fasilitas di masyarakat kurang memadai.
“Barangkali pelatihan semacam ini, itu di tahun ini baru pertama. Apalagi di pelosok. Wah, antusias peserta bagaimana para orang tua yang hadir memang betul-betul ikut menyimak dan belajar dengan serius. Mungkin nanti di pertemuan selanjutnya dimana saja. Kita akan coba fasilitasi secara lengkap. Semisal boneka manekin, sarung tangan, masker, dan lainnya.” Ucap Hizbullah Huda selaku penyuluh dalam naungan Kemenag Buleleng.
Fardlu Kiffayah dan Hal-hal Lainnya dalam Memandikan Jenazah
“Berbahagialah Dia yang berani memandikan atau membantu dalam proses memandikan jenazah,” Ucap Ust. Nur Ma’arif sebagai Penyuluh Agama Islam saat memberikan pelatihan tata cara memandikan jenazah di Masjid Istiqomah Batu Gambir.
Ditrengah para peserta yang menyimak—serius, ia juga menegaskan bahwa orang yang berani merawat jenazah, adalah orang yang terbaik. Sebab hukum memandikan jenazah adalah fardlu kiffayah, katanya.
Fardlu Kifayah adalah, apabila sudah ada salah seorang yang melaksanakannya, maka gugurlah kewajiban Orang Muslim yang lain. Dan memandikan jenazah adalah fardlu kifayah pertama yang dilakukan dalam proses pemulasaraan jenazah.
“Selain orang yang mati syahid di dalam peperangan, maka semua orang Muslim yang meninggal harus dimandikan,” jelasnya.
Setidak ada beberapa hal yang dilakukan lelaki paruh baya itu ketika memberikan pelatihan kepada warga. Seperti Tuntunan Memandikan, Mengkafani, Mensholatkan dan Memakamkan Jenazah.
Walaupun sempat terjadi perdebatan terkait tata cara. Rupanya Penyuluh yang biasa di sapa Pak Ustat Ma’arif itu tidak menanggapinya sebagai persoalan yang serius.
Dan justru ia menganggap, bahwa perbedaan pendapat semacam itulah bagaimana pelatihan menjadi hidup dan bahkan terdapat banyak sekali para penanya penuh penasaran.
Sebagai Ketua Majlis Taklim Riyadus Solihin, Fitria juga mengaku senang pelatihan yang diadakan oleh IKSASS dan POKJALUH Tejakula tergelar ditempatnya dengan baik. Dan terlebih tentang perbedaan tata cara atau wawasan sebelumnya itu.
Ia menyadari dan mulai menerapkan; mana yang mesti diambil dan mana yang harus mulai ditinggalkan (terkait tata cara memandikan jenazah yang benar).
“Kami senang, karena ada penyuluhan yang memerhatikan ke desa kami. Untuk masalah memandikan jenazah dan mengkafani itu, tapi yang baru kami bahas secara detail hanya tentang memandikan jenazah. Untuk mengkafani dan lainnya akan dilanjutkan dipertemuan yang akan datang,” ucapnya lirih.
Pewarta : Sonhaji Abdullah