ASWAJADEWATA.COM | Sekelumit sejarah terbentuknya NUCare Lazisnu diceritakan oleh Sekretaris PP NU Care-LAZISNU Abdur Rouf saat memberi sambutan pada pembukaan kegiatan Madrasah Amil yang diadakan oleh NUCare Lazisnu Bali, Sabtu (12/10).
Dia mengungkapkan bahwa ada dua kamar dalam struktur kepengurusan PP NUCare-Lazisnu pusat yaitu, Pengurus (Komisaris) dan Management Eksekutif (Pengelola Teknis). Dua bagian ini berbagi tugas antara pengawas dan pelaksana, dengan tujuan agar tidak terjadi saling tumpang tindih kebijakan serta dalam rangka meningkatkan efektifitas di lapangan.
Lebih lanjut Abdur Rouf menuturkan bahwa NU Care-LAZISNU berdiri secara kelembagaan pada tahun 2004, dan resmi memiliki legalitas sebagai LAZ Nasional sejak tahun 2016.
Menurutnya, pada dasarnya kegiatan dakwah Filantropi NU sudah dilakukan sejak mulainya NU berdiri dengan kegiatan Zakat Infaq Sadaqah dan Wakaf (ZISWAF) pada masyarakat Nahdliyin.
“Operasional NU dari sejak berdirinya ditopang oleh kegiatan-kegiatan Filantropi yang bersumber dari ZISWAF ini,” ujar Abdur Rouf lagi.
Lalu dia menjelaskan bahwa semangat tata kelola NUCare-Lazisnu yang dibangun saat ini disebut ’MANTAP‘ (Modern, Akuntabel, Transparan, Amanah, Profesional) dengan sistem pengelolaan yang sudah tersertifikasi ISO
Selain itu, dalam kegiatan yang dihadiri oleh perwakilan dari 8 PCNU di Bali ini, disinggung juga oleh Abdur Rauf tentang ’NU Peduli‘ sebagai brand kordinasi setiap lembaga di PBNU untuk kegiatan-kegiatan kebencanaan dengan NUCare-Lazisnu sebagai leading sectornya.
Potensi pengumpulan ZISWAF di Bali menurut data yang diperoleh NUCare-Lazisnu adalah 120 Milyar. Sedangkan yang sudah digarap oleh berbagai LAZ di Bali secara keseluruhan baru sebesar 3,5 Milyar, sehingga masih ada 16,5 Milyar yang masih dapat dimaksimalkan pengelolaannya.
Ini tentu menjadi tantangan dan motivasi kita untuk dapat menangkap potensi tersebut sebagai bagian dari tujuan dakwah NU melalui dibentuknya Lazisnu,“ tandasnya. (dad)