ASWAJADEWATA.COM – Ketua Umum MUI Kota Denpasar KH. Saifuddin Zaini dalam ceramahnya beliau menceritakan kisah seorang Syeikh yang berasal dari Afghanistan berkunjung ke Pondok Pesantren Sunan Pandanaran yang diasuh oleh KH. Mufid Mas’ud yang berdiri pada tahun 1975 merasa takjub dan heran dalam acara Pengajian Umum dengan Tema Menjalin Silaturrahim dan Merawat Kebhinnekaan di Bulan Ramadhan yang diadakan oleh PCNU Kota Denpasar di Aula PWNU Bali, Denpasar. (18/5)
Kemudian Kiai Saifuddin mengatakan bahwa kisah ini tidak begitu banyak terpublikasi di media. Beliau kemudian menceritakan bahwa saat Syeikh dari Afghanistan berkunjung ke Pesantren Sunan Pandanaran disambut dengan pagar kiri kanan oleh para santri sambil melantunkan bacaan qashidah Thala’al Badru ‘Alaina.
Syeikh yang disambut oleh para santri ini kemudian mengusap kedua matanya, yang mengeluarkan air mata. Sepanjang jalan Syeikh tersebut sesekali sambil membuka kaca mata yang terus meneteskan air mata. Terang Pria yang juga Wakil Rais Syuriyah PWNU Bali
Sehingga, seorang pengurus pesantren yang mendampingi beliau, merasa heran dan aneh. Kemudian memberanikan diri untuk bertanya kepada Syeikh tersebut tentang gerangan apa yang terjadi.
Syeikh berkata,”Saya merasa takjub dan terharu melihat anak-anak santri yang menyambutku memukul rebana sambil membaca shalawat”.
Lalu Syeikh menjelaskan bahwa di Negerinya anak-anak diajari untuk tiarap dan berperang mengangkat senjata.
“Tapi berbeda di sini mereka diajari mengumandangkan shalawat dan diajari melihat masa depan”. Pungkasnya. (Syah)