Lewat Pengajian Penuh Canda, Gus Miftah Ajak Merajut Persatuan

Facebook
X
WhatsApp
Telegram
Email

ASWAJADEWATA.COM | Denpasar

Lalu lintas di Jalan Cokroaminoto di daerah Ubung, Denpasar Kamis malam (26/9) tersendat. Ini disebabkan oleh kedatangan Kiai kondang asal Yogyakarta Gus Miftah Maulana Habiburohman atau yang biasa hanya dipanggil Gus Miftah di Masjid Darussalam.

Gus Miftah hadir memberikan ceramah pada acara Pengajian Tahun Baru 1441 Hijriyah yang diadakan oleh masjid Darussalam Ubung, Denpasar.

Ribuan jama’ah memadati masjid berlantai tiga itu sampai meluap ke jalan Cokroaminoto yang selalu padat lalulintas sejak pukul 20.00 wita. Mengakibatkan kemacetan hampir sepanjang 10 kilometer karena separuh jalan raya dipadati orang yang ingin mendengarkannya menyampaikan tausiah.

Setelah dibuka oleh sambutan panitia yang disampaikan oleh H. Samsul Hadi selaku ketua pengurus masjid Darussalam, Gus miftah langsung memberikan ceramah.

Kiai muda yang juga dikenal karena kedekatannya dengan Dedy Corbuzier yang beberapa waktu lalu berikrar memeluk agama Islam menyampaikan ceramah yang banyak mengundang tawa jama’ah. Guyonan khas ulama NU kerap keluar dari Gus Miftah di sela-sela pesan tentang akhlak mulia Rasulullah ketika menghadapi orang-orang yang membencinya pada masa awal hijrah di kota Madinah.

Selanjutnya pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Yogyakarta itu memaparkan banyaknya perbedaan yang dimiliki Indonesia sebagai sebuah bangsa, tidak hanya agama, namun juga bahasa dan budaya.

“Ini Indonesia gitu lho…maka kemudian apa? karena ini berbeda-beda maka lumrah kalo kadang-kadang salah paham. Tapi ingat, harus mengutamakan persatuan. Nggak usah monopoli, jangan menang-menangan sendiri.” ujarnya.

Pengajian yang dihadiri banyak jajaran pengurus NU Bali ini sering terhenti disebabkan kendaraan yang lalu lalang didepan panggung menarik perhatian Gus Miftah. Banyak dari pengemudi kendaraan yang lewat itu melambatkan lajunya karena tertarik untuk melihat ke halaman masjid. Bahkan rombongan penumpang sebuah bis yang lewat melambaikan tangan ke Gus Miftah ketika tau bahwa penyebab kemacetan malam itu adalah dia.

Hal ini membuat Gus miftah terkesan dan berkata, “Malam ini akan saya catat dalam buku agenda harian sebagai malam pengajian yang terbaik di seluruh dunia”, yang seketika itu juga disambut tepuk riuh hadirin.

Pada akhir ceramahnya, Gus Miftah meminta panitia mematikan lampu, kemudian mengajak seluruh jama’ah untuk menyalakan flash dari ponsel masing-masing dan bersholawat bersama lalu dilanjut menyanyikan lagu ‘Padamu Negeri’ dan ‘Syukur’ sebagai ungkapan rasa cinta kepada Pancasila dan Indonesia.

Pengajian yang berlangsung hingga pukul 11 malam itu ditutup dengan do’a oleh Rais Syuriah PWNU Bali KH. Noor Hadi Al Hafidz.

Reporter: Dadie/Asyhari
Foto: Amin/Dadie

 

diunggah oleh:

Picture of Dadie W Prasetyoadi

Dadie W Prasetyoadi

ADMIN ASWAJA DEWATA

artikel terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »