merasa insecure itu hal yang wajar lho. Tidak masalah jika merasa sed Kadang ih, marah akantetapi sebentar saja karena sedih ataupun marah secara berlebihan itu akan berefek tidak baik untuk Kesehatan kita.
Sedih, marah ataupun kecewa bisa saja terjadi karena kesalahan yang mungkin dilakukan orang lain kepada kita. Akan tetapi Islam mengajarkan bahwa sebagai seorang muslim kita dianjurkan untuk memiliki sifat pemaaf. Sifat pemaaf ini mendorong pemiliknya untuk tidak membalasndendam kepada orang yang membuatnya marah, meskipun dia mampu melakukan itu.
Sebab-sebab seseorang memiliki sifat pemaaf, yaitu :
1. Memiliki rasa kasih sayang
2. Menghindari saling memaki
3. Merasa malu
4. Bermurah hati kepada orang yang berbuat jahat
5. Memelihara nikmat
6. Melakukan tipu daya
7. Menunggu Kesempatan
Menghindari saling memaki ataupun mencemooh adalah termasuk kemuliaan jiwa dan semangat yang tinggi, sedangkan rasa malu termasuk pemeliharaan diri dan kesempurnaan harga diri, dan pemeliharaan nikmat yang telah lalu termasuk kesetiaan. Sedangkan tipu daya dan menunggu kesempatan termasuk kelicikan, karena siapa yang tampak kemarahannya, sedikitlah tipu dayanya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim. Q.S Al-Ḥujurāt [49]:11
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۚفَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ
Balasan suatu keburukan adalah keburukan yang setimpal. Akan tetapi, siapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang zalim. Q.S.Asy-Syūrā [42]:40
Oleh karena itu memaafkan membuat sel dalam tubuh kamu lebih tenang, Bahagia dan menurunkan kecemasan. Memaafkan itu sebenarnya untuk kebaikan dirimu sendiri bukan untuk mereka,
Menurut studi Internasional Reach 2023 dan J Behav Med 2005 menunjukan bahwa memaafkan orang lain membuat kamu lebih tenang, Bahagia dan menurunkan kecemasan. Potensi kecemasan bahkan turun dua kali lipat ketika kamu memaafkan.
Secara umum dalam beberapa studi lain memaafkan memang mengembalikan sel-sel kamu pada homeostasis itu sebabnya kamu menjadi lebih tenang. Umumnya ketika kamu memaafkan kadang sampai berderai air mata karena sisi emosi tertahan dan akhirnya dilepaskan.
Namun memaafkan tentu bukan hal yang mudah karena terkadang pemahaman akan maaf itu kompleks untuk individu tertentu.
Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah Saw bersabda “Tidaklah sedekah itu mengurangi harta dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberin maafnya (kepada saudaranya) kecuali kemuliaan (di dunia dan akhirat), serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Dia akan meninggikan (derajatnya) di dunia dan akhirat”.HR.
Namun sebenarnya Forgiveness is for you , not for them dan kamu boleh punya pilihan I forgive but not forget.
Penulis: Fitriana Pusporini, S.Sy
Penyuluh Agama Islam KUA Kutasari
Purbalingga Jawa Tengah