ASWAJADEWATA.COM – Megengan adalah tradisi masyarakat Jawa dalam menyambut bulan Ramadhan, megengan diambil dari bahasa Jawa yang artinya menahan. Ini merupakan suatu peringatan bahwa sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan, bulan dimana umat Islam diwajibkan berpuasa, yaitu menahan untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menggugurkan ibadah puasa tersebut.
Kali ini megengan diselenggarakan oleh Ranting NU Pering dan Muslimat NU Pering yang bertempat di sekretariat MWC NU Blahbatuh, Gianyar. Diawali dengan pembukaan, pembacaan Surat Yasin yang dipimpin oleh Ustadz Abdul Kholiq . Dilanjutkan pembacaan Tahlil dan doa yang dipimpin oleh Ustadz Rudi Hartono.
Kemudian tausyiah oleh Rois Syuriah MWC NU Blahbatuh Ustadz Husnadi Yusron Ayubi. Beliau menyampaikan bahwa, Puasa adalah salah satu dari 5 rukun Islam. Disyariatkan ibadah puasa oleh Allah SWT adalah juga sebagai media pendidikan bagi hamba Allah. Sehingga perbuatan – perbuatan yang dapat membatalkan puasa. Juga tidak dilakukan setelah puasa usai.
Sedang dalam hal ibadah, selama Ramadhan kita kerap melakukan ibadah di luar Sholat Fardhu dengan maksimal. Seperti Sholat sunnah, Tadarus Qur’an, dan Shodaqoh. Namun setelah Romadhon kita justru abai dengan amalan – amalan tersebut setelah Ramadhan berakhir.
Di bidang akhlak, saat puasa kita terbiasa menahan diri dari penyakit – penyakit hati. Diantaranya seperti ghibah, hasut, fitnah, takabur, riya, iri hati, dengki dan sebagainya. Namun jauh lebih sulit untuk tidak melakukan itu setelah Romadhon.
Maka dengan datangnya bulan puasa ini, diharapkan seorang Muslim dapat bermetamorfosis menjadi orang yang beriman. Terlebih lagi dapat menjadi orang yang bertaqwa hanya kepada Allah SWT.
ﻣَﻦْ ﻓَﺮِﺡَ ﺑِﺪُﺧُﻮﻝِ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺣَﺮَّﻡَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺟَﺴَﺪَﻩُ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﻨِّﻴْﺮَﺍﻥِ
“Barangsiapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, maka Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.” (Nash riwayat ini disebutkan di kitab Durrat An-Nasihin).