Azzahra Maulida: Penyuluh Muda dari Karangasem, Membumikan Moderasi, Menyalakan Harapan Ekonomi

Facebook
X
WhatsApp
Telegram
Email

Azzahra Maulida Tantri Goserira lahir di kota Surakarta, Jawa Tengah. Perjalanan akademiknya dimulai di Kabupaten Karanganyar, tempat ia menempuh pendidikan dasar.

Setelah itu, ia melanjutkan studi madrasah aliyah-nya di lingkungan religius Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Sukoharjo.

Pendidikan pesantren ini membentuk fondasi nilai dan visi dakwahnya, yang kemudian ia lanjutkan dengan studi formal di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Baik di jenjang sarjana maupun magister, Azzahra konsisten mendalami ilmu komunikasi Islam sebagai alat untuk membangun masyarakat.

Pada tahun 2022, Azzahra mulai mengemban amanah sebagai Calon Penyuluh Agama Islam. Dua tahun kemudian, pada Agustus 2024, ia resmi diangkat sebagai Penyuluh Agama Islam Ahli Pertama oleh Kementerian Agama Kabupaten Karangasem, Bali.

Di daerah dengan keragaman budaya dan agama ini, Azzahra menjalankan peran strategis dalam menyampaikan nilai-nilai keislaman yang damai dan aplikatif, tidak hanya lewat mimbar majelis taklim, tetapi juga melalui platform digital dengan menyebarkan konten dakwah dalam bentuk video edukatif dan film pendek yang mudah diakses masyarakat.

Membangun Program 1D1K, Inisiatif Ekonomi Mikro yang Menyentuh Hati

Salah satu terobosan yang menonjol dari kiprah Azzahra adalah program 1D1K Bagi Berkah. Program ini diterapkan di Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem, sebagai bagian dari upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis spiritual dan sosial.

Konsepnya sederhana namun berdampak: menyisihkan Rp1.000 setiap hari, dipadukan dengan pendampingan manajerial, penguatan keagamaan, serta monitoring dan evaluasi secara berkala.

Dengan dukungan dari Pemerintah Desa, lembaga amil zakat di Bali, dan BSI Maslahat, program ini berkembang pesat. Dari hanya lima anggota awal, jumlah peserta meningkat tajam menjadi 68 orang dalam waktu kurang dari dua tahun.

Tak hanya itu, pada tahun 2024, program ini mendapat suntikan dana sebesar Rp678 juta dari BSI Maslahat yang digunakan untuk pembentukan kelompok binaan baru. Yang menarik, sekitar 8,7% masyarakat Muslim di Desa Sinduwati kini telah bergabung dalam gerakan ini.

 

Kolaborasi Lintas Iman: Inspirasi dari Bali untuk Indonesia

Program 1D1K Bagi Berkah ternyata tak hanya memberi dampak di kalangan Muslim. Komunitas Hindu, Acarya Vidya Sevanam (AVS), yang berada di Desa Kubu dan Tianyar, juga mengadopsi pola pemberdayaan ini.

Tanpa mengubah substansi kegiatan, komunitas ini menjalankan program secara paralel sebagai model penguatan ekonomi berbasis lokal yang inklusif dan lintas agama.

Aktivitas Azzahra tidak berhenti pada satu desa saja. Ia juga terlibat dalam penyusunan Mini Profil Kampung Moderasi Beragama di Desa Saren Jawa dan Profil Kampung Zakat Provinsi Bali pada 2023.

Tahun berikutnya, ia turut mendampingi Desa Budakeling yang berhasil meraih Juara III Nasional dalam ajang Kampung Moderasi Beragama.

Tak hanya itu, unit kerjanya di Kementerian Agama Karangasem turut meraih penghargaan sebagai Unit Pelayanan Terbaik untuk kelompok rentan.

Kini, Azzahra dan kelompoknya tengah mengembangkan program 1D1K ke ranah yang lebih luas, yaitu sektor ekonomi produktif. Ia pun mulai merintis usaha peternakan ayam dan penguatan UMKM lokal dengan dukungan lintas sektor.

Sinergi antara semangat dakwah dan pemberdayaan ekonomi inilah yang menjadikan langkah Azzahra sebagai penyuluh yang tidak hanya religius, tetapi juga transformatif.

diunggah oleh:

Picture of Muhammad Ihyaul Fikro

Muhammad Ihyaul Fikro

ADMIN ASWAJA DEWATA

artikel terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »