Friday 20th September 2024,

Doa Anti Galau

Aswaja Dewata January 4, 2020 Reportase No Comments on Doa Anti Galau
Doa Anti Galau
Share it

ASWAJADEWATA.COM | DENPASAR

Resensi oleh: Hazin Ma Leo

Judul buku      : Munajat Waqiah; Buku Panduan Majelis Waqiah Indonesia
Penulis             : Zainal Arifin Al-Nganjuki
Penerbit           : Literasi Nusantara
Cetakan           : Oktober 2019
Tebal               : 168 hal
ISBN               : 978-623-7511-24-3

Seringkali manusia mengeluh dan lekas berputus asa ketika tertimpa masalah yang berganti-ganti. Merasa seakan hidup sudah tidak berguna lagi bahkan tak jarang ada yang sampai mengakhiri dengan cara bunuh diri. Sungguh menyedihkan jika sampai hal semacam itu menjadi solusi terakhir untuk lari dari yang namanya masalah. Setelah dicermati baik-baik mayoritas masalah tersebut bermuara pada satu titik yaitu: defisit keuangan.

Bukanlah menjadi sunnatullah masalah demi masalah sejatinya menjadi teman terbaik manusia dalam kehidupannya. Sebagai sarana menuju pendewasaan diri dalam bersikap ataupun ketika mengambil keputusan. Namun lagi-lagi ada saja manusia yang merasa belum bisa bersikap lebih objektif dan koperatif dalam menyelesaikan masalah yang ada. Merasa menang sendiri dan subjektifitas ego ke-aku-annya sudah tidak bisa ditoleransi.

Setidaknya ada beragam cara yang ampuh guna menyelesaikan masalah yang serba menjangkiti kehidupan manusia. Salah satunya melalui buku Munajat Waqiah; Buku Panduan Majelis Waqiah Indonesia karangan Zainal Arifin Al-Nganjuki. Jika membaca buku ini kita akan diajak untuk rehat sejenak dari kesibukan dunia guna menyatukan cara berfikir kita dalam bermunajat kepada yang maha kuasa.

Penulis yang juga berprofesi sebagai dosen di UIN Maliki Malang, STMIK ASIA, UNIGA dan STIEKMA dalam tulisannya menjelaskan bahwa ada tiga hal untuk mengatasi masalah hidup, diantaranya adalah dengan cara mengingat kepada Allah (dzikrullah). Bentuk sarana mengingat kepada Allah misalnya dengan membaca Al-Quran, membaca Asmaul Husna, shalat sunnah dan sebagainya. Dengan keistimewahan itulah maka kita akan memiliki sikap optimis dan menganggap segala persoalan seberat apapun dalam kehidupan ini akan terasa ringan manakala Allah berkehendak.

Kedua, dengan sering bersilaturrahim, dan berziarah. Cara ini memang terbilang cukup ampuh. Sebab sudah jelas dalam firman-firmanNya bahwa dengan bersiaturrahhim maka kita akan dipanjangkan umur dan dilapangkan rezekinya. Disudahi dengan rutinitas ziarah maka hal demikian dapat mengingatkan kita bahwa titik akhir kehidupan adalah kematian. Dan jika tidak memiliki persiapan yang matang maka kerugianlah yang menemani kita. Tentulah ini menjadikan jiwa kita akan tenang tanpa disibukkan dengan cara mencari kehidupan duniawi secara berlebihan.

Selanjutnya yang terakhir adalah mendengarkan Mauidhoh atau nasehat para ulama. Bentuk sikap yang mesti dilakukan tidak hanya sebatas mendengarkan segala ceramah yang disampaikan. Lebih dari tiu, kita bisa dengan memandang beliau, atau menteladi segala bentuk kepribadiannya. (hal 1-3).

Sebagai pengasuh jama’ah Waqi’ah Indonesia yang berada di Malang, beliau juga memberikan panduan sepuatar tawassul surat Al-Waqiah, macam-macam Shalawat, doa Ratibul Haddad, dan diakhiri dengan kisah inspiratif dari para sahabat nabi Muhamad SAW.  Yang nantinya mampu memberikan sedikit gambaran seputar perjalanan hidupnya.

Buku panduan Munajat Waqiah ini sangat cocok sekali bila di miliki oleh para santri, pencinta shalawat dan mereka yang sedang tertimpa tekanan bathin. Sebab di dalamnya banyak mengupas tentang amalan-amalan yang dikhususkan bagi mereka yang sedang ditimpa kegalauan. Meski diakui penjelasan secara rinci seputar permasalahan bathin kurang begitu ditekankan, nyatanya tidak menutup kemungkinan akan kelebihan dari buku ini. Akhirnya selamat membaca.

(Penulis adalah Ketua PC IPNU Denpasar sekaligus guru di TPQ Baitul Muslimin Denpasar Selatan)

Like this Article? Share it!

Leave A Response

Translate »