ASWAJADEWATA.COM | Pondok pesantren La Royba Bali Bina Insani, berlokasi di desa Meliling Kabupaten Tabanan gelar pengajian umum dalam rangka milad pondok pesantren dengan mengusung tema “Gema Santri untuk NKRI dan Deklarasi Tolak Radikalisme Khilafah dan Terorisme di Bumi Nusantara”, Minggu (27/10).
Acara dibuka oleh H. Ketut Imaddudin Jamal, pengasuh pondok pesantren dan menampilkan kreativitas para santri. Dilanjutkan dengan pengajian umum yang disampaikan oleh Da’i Muda penulis buku ‘Fikih Muslim Bali’ Gus Tama. Dalam ceramahnya, Gus Tama yang juga Ketua PW LTN NU Bali (Lembaga Infokom dan Publikasi NU) ini menekankan pada tiga poin santri, yakni;
Pertama, jika pada masa perang. Santri berjuang menggunakan senjata melawan para penjajah dengan Resolusi Jihad yang diprakarsai KH. Hasyim Asy’ari. Maka saat ini santri berjuang melalui karya dengan cara terus mengangkat pena dan prestasi.
Kedua, para santri Indonesia khususnya santri Bali harus mencerminkan akhlak toleransi (Tasamuh) karena keberadaannya berdampingan langsung dengan umat Hindu.
Ketiga jika ada santri yang radikal, maka dia bukan santri. Karena santri pasti memiliki prinsip Islam yang benar. Islam yang benar adalah Islam yang berwatak moderat.
Menurut Gus Tama yang memiliki nama lengkap Muhammad Taufiq Maulana ini, Santri Indonesia memiliki kecintaan yang tinggi pada negara, bukti akan santri cinta pada negeri melekat pada prinsip toleransi dan bersemangat untuk meraih prestasi.
“Santri milenieal jangan sampai salah mendengarkan ceramah di media sosial, khususnya di you tube. Karena tidak semua orang yang berceramah di you tube memiliki sanad ceramah yang jelas dan sampai pada Rasulullah.”, pungkas Gus Tama.
Reporter: Imriatun Muchlisoh
Foto: Asyhari Yudhi Saputra
Editor: Dadie W. Prasetyoadi