ASWAJADEWATA.COM |
Oleh: Imam Wahyudi
Pada zaman demokrasi saat ini, kebebasan berpendapat setiap individu ataupun kelompok terbuka lebar. Musyawarah atau rapat menjadi ciri khas demokarasi dalam tukar pikiran untuk mencapai kesepahaman dan kesepakatan.
Tapi sebagai umat beragama, utamanya Islam, tanpa menghilangkan pentingnya musyawarah, alangkah sempurnanya jika dibarengi “Shalat Istikharah” untuk mendapat petunjuk dari Allah.
Cara seperti inilah yang menurut Pengasuh Pondok Pesantren Minhajul Ihtida, Situbondo, Kiyai Qusyairi Syam sudah jarang dilakukan oleh masyarakat.
“Yang kurang istikharah, banyak rapat tapi tidak rapet,” kata Kiyai Qusyai Saat mengisi acara Peringatan Maulid dan Pelantikan Keluarga Madura Bali (Kamali) pada Sabtu, (23/11).
Kiyai Qusyai menambahkan, cara melakukan Shalat Istikharah yakni dengan membaca Surat Al-Ikhlas 11 kali dirakaat pertama setelah Al-Fatihah, dan rakaat kedua membaca Surat Al-Kafirun 11 kali setelah Al-Fatihah. “Insya Allah dengan Shalat Istikharah tidak akan terpelintir,” katanya
Setelah melakukan Shalat Istikharah, kata Kiyai Qusyai biasanya akan datang lewat mimpi memberi petunjuk apa yang sedang diinginkan oleh orang yang melaksanakannya.
(Penulis adalah Wisudawan terbaik Program Magister Prodi PAI UNISMA, dan sekarang mengambil Program S3 di UIN Malang, serta aktif sebagai penulis LTN PCNU Badung)