Tongkat dan Tasbih (1)

Facebook
X
WhatsApp
Telegram
Email

Saya tahu sudah lama, sebagian aktivis NU meragukan kisah “tongkat dan tasbih” yang mengantarai sejarah berdirinya NU.

Ini karena semua buku utama yang membahas sejarah berdirinya NU tak mengulas soal tongkat dan tasbih tersebut.

Kisah itu konon baru dituturkan tahun 1982, satu tahun sebelum Munas NU di Situbondo tahun 1983. Dan penuturnya tunggal, yaitu Kiai As’ad Syamsul Arifin.

Tidak ada kiai lain selain Kiai As’ad yang menjelaskan peristiwa tersebut. Sebab, peristiwa itu hanya melibatkan tiga aktor, yaitu KH Cholil Bangkalan, KH. Hasyim Asy’ari dan KH As’ad Syamsul Arifin sendiri.

Menurut Kiai As’ad, “saya sendiri yang diminta Syaikhuna Kholil Bangkalan untuk mengantarkan tongkat dan tasbih tersebut ke Kiai Hasyim Asy’ari”.

Sebagai orang yang berjumpa agak lama dan berkali-kali mendengar langsung kisah tersebut dari Kiai As’ad, saya percaya peristiwa itu riil terjadi. Itu bukan kisah fiksi.

Pertama, sejauh yang saya tahu, Kiai As’ad adalah orang yang terpercaya (tsiqah). Tidak mungkin beliau berdusta.

Perjalanan hidupnya tak menunjukkan bahwa beliau bisa berdusta dalam hal sepenting itu, apalagi berdusta atas nama dua guru yang sangat dihormatinya: Kiai Cholil dan Kiai Hasyim.

Kedua, ketika peristiwa itu berlangsung, posisi Kiai As’ad memang sedang nyantri pada Kiai Cholil Bangkalan. Beliau tidak sedang studi di Mekah atau belajar di tempat lain.

Artinya, lokasi yang menjadi lokus peristiwa masih dalam radius yang bisa dijangkau. Kiai Cholil dan Kiai As’ad berada di lokasi yang sama (Bangkalan), sedangkan Kiai Hasyim di Jombang.

Peristiwa itu akan sedikit rancu kalau posisi mereka saling berjauhan, misalnya Kiai Cholil di Bangkalan, Kiai Hasyim di Jombang dan Kiai As’ad di Situbondo.

Kalau demikian, orang layak bertanya; untuk apa Kiai Cholil di Bangkalan menyuruh Kiai As’ad di Situbondo untuk membawa tongkat dan tasbih ke Kiai Hasyim Asy’ari di Jombang.

Pertanyaan berikutnya, kenapa Kiai As’ad yang disuruh, bukan santri lain yang lebih senior? Akan saya jawab, pada status berikutnya. InsyaAllah..

Selasa, 29 Juli 2025

Salam,

Abdul Moqsith Ghazali

diunggah oleh:

Picture of Muhammad Ihyaul Fikro

Muhammad Ihyaul Fikro

ADMIN ASWAJA DEWATA

artikel terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »