Gus Dur Ketika Mengkritik Penguasa

Facebook
X
WhatsApp
Telegram
Email

ASWAJADEWATA.COM |

Oleh: HM. Misbahus Salam

Pada waktu orde baru Soeharto berkuasa, hubungan Nahdlatul ulama yang dipimpin Gus Dur dapat dibilang pasang surut, zig -zag, tidak selalu harmonis dan juga tidak bermusuhan secara general.

Waktu itu tahun 1990 an saya masih Mahasiswa di Pondok Pesantren Sukorejo Situbondo. Koran dan majalah yang ada berita Gus Dur pasti dicari dan dibaca mahasiswa. Apalagi ada analisa pengamat politik Prof. DR. AS. HIkam yang selalu membela Gus Dur.

Bila Gus Dur hadir ke Jawa Timur khususnya ke daerah Tapal Kuda untuk acara Tabligh Akbar, puluhan ribu ummat menyambutnya.

Gus Dur kerap kali mengkritik Presiden dan membela kaum kaum lemah yang tertindas. Beberapa kyai juga ada yang tidak setuju dengan langkah Gus Dur. Bila terkait dengan Kyai Gus Dur dawuh selama KH. Hasan Abdul Wafi dan KH. Khatib Umar tidak melarang, saya akan terus jalan. Mungkin demi membela Gus Dur, saat ceramah di Alun Alun Besuki Situbondo KH. Hasan Abdul Wafi berdiri di belakang Gus Dur yang sedang ceramah .

Gerakan Gus Dur memang tidak lepas dari spritualitas Kyai yang punya makom Waliyullah yang kadang kadang kediamannya di pegunungan terpencil. Dalam hati terbisit mungkin ini yang dikatakan La Ya’riful Wali Illal Wali (tidak tahu pada orang wali kecuali sesama walinya).

Suatu saat Gus Dur ceramah Pengajian di Situbondo, selesai pengajian Gus Dur ingin bertemu dengan Kyai Muhtadi di daerah Giri Banyuwangi. Alhamdulillah saya bisa ikut satu mobil dengan Gus Dur. Kyai Muhtadi ditemani HM. Ikram Hasan dan KH. Zainullah Johar. Ternyata kyai Muhtadi tidak berkenan menemui Gus Dur di dalemnya, dan ingin ketemu Gus Dur di dalemnya KHR. Achmad Fawaid As’ad , hanya bertiga, sekitar jam dua belas malam ke atas. Ketiga Kyai (Gus Dur, Kyai Fawaid dan Kyai Muhtadi) bertemu dan semua pengawal ada diluar. Wallahu a’lam apa yang beliau bicarakan . Hanya menerima bocoran sedikit kalau Gus Dur akan jadi Presiden . Pertemuan itu sekitar tahun 1996. Padahal orde baru masih kuat, dan Gus Dur belum mendirikan partai.

Gerakan Gus Dur selalu di buntuti oleh Intel. Waktu Gus Dur ceramah di Pondok Pesantren Sumberwringin, di KH. Khatib Umar, selesai ceramah mobil Gus Dur dibuntuti polisi. Spontan Gus Dur turun dari mobil mendatangi polisi yang membuntuti, dan peristiwa itu sempat diliput media.

Tanda kewalian Gus Dur sangat nampak dan tidak takut ditembak , turun dari mobil tanpa pengawal.

Tahun 1996 – 1997 Gus Dur sangat keras mengkritik Presiden Soeharto. Berbagai elemen , termasuk Mahasiswa juga ikut mengkritiknya dan pada akhirnya Presiden Soeharto mengundurkan diri.

Gus Dur dan KHR. Achmad Fawaid serta beberapa Kyai kerap kali bertemu dan berjuang melalui forum forum Kyai Khos, yang pada akhirnya Gus Dur betul betul jadi Presiden .

(Tulisan untuk Haul KH. Abdurrahman Wahid ke 11, dan mengenang KHR. Achmad Fawaid As’ad)

 

diunggah oleh:

Picture of Aswaja Dewata

Aswaja Dewata

ADMIN ASWAJA DEWATA

artikel terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »