ASWAJADEWATA.COM | HAMBURG
Walau jauh berada di Eropa, komunitas warga Nahdlatul Ulama yang tergabung dalam Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jerman tetap istiqomah mengadakan kajian rutin dan silaturahmi sekaligus menjalankan amalan-amalan ajaran Ahlussunah wal Jama’ah layaknya di Indonesia. Kegiatan rutin ini diadakan bergantian dari satu kota, ke kota lain di seluruh Jerman
Muhammad Rodlin Billah (Gus Oding) menyampaikan materi kajian
Kali ini bertempat di Aula Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hamburg, Sabtu (28/9) lalu diadakan kajian dengan materi ‘Ideologi, Sejarah dan Keindonesiaan’ bersama Muhammad Rodlin Billah (Gus Oding) Ketua PCINU Jerman sebagai narasumber.
Dalam sambutannya sebagai tuan rumah, Konsul Jenderal RI di kota Hamburg Dr. Bambang Susanto berharap agar ke depan NU dapat berperan dan berpartisipasi dalam aksi mewujudkan perdamaian, khususnya di Indonesia dan dunia pada umumnya, seperti yang dituturkan oleh Pangky Manirjo, seorang WNI yang telah tinggal di Hamburg sejak tahun 1991 kepada aswajadewata.com lewat pesan teks via aplikasi whatsapp.
Rais Syuriah PCINU Jerman KH. Syaeful Fatah kemudian memberikan sedikit mauidhoh hasanah setelah sambutan dari Konsul Jendral. Dilanjutkan dengan pemaparan tentang tema ‘Ideologi, Sejarah dan Ke-Indonesia-an oleh Muhammad Rodlin Billah yang juga mahasiswa program doktor di University of Karlsruhe (KIT).
Konjen RI Dr. Bambang Susanto terlihat hadir menyimak kajian oleh Ketua PCINU Jerman
Acara yang dihadiri segenap warga Nahdliyin di Hamburg baik dari kalangan mahasiswa Indonesia maupun diaspora ini juga mendapat perhatian masyarakat Indonesia warga Nahdliyin dari kota-kota lain sekitarnya. Mereka yang mendapat info dari media sosial rela datang untuk dapat mengikutinya.
Ada yang unik dalam acara tersebut, yaitu penampilan kelompok Hadrah al Banjary. Kelompok gabungan warga Nahdliyin dari kota Frankfurt dan Freiburg ini mengiringi lantunan Shalawat yang dipimpin oleh Habib Muhammad Husein Alkaff asal Cirebon yang kini tinggal di kota Berlin. Tabuhan hadrah khas pondok pesantren di Indonesia ini terasa menambah kentalnya suasana keaswajaan siang itu, sehingga dapat mengobati rasa akan kerinduan para hadirin terhadap kegiatan-kegiatan serupa saat di tanah air.
