ASWAJADEWATA.COM |
Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (LPLH-SDA) MUI Provinsi Bali terus melanjutkan misi untuk pelestarian Lingkungan Hidup.
Salah satu upaya mengurangi Sampah Plastik yang lepas ke Alam bebas adalah dengan melakukan recycle (daur ulang), reduce (mengurangi) dan re-use (gunakan ulang) setiap sampah plastik yang kita temui.
Pelatihan dan sosialisasi kepada masyarakat luas terus dilakukan. Untuk itu, pada Rabu (23/6), bertempat di Gedung kantor MUI Prov. Bali, tim LPLH-SDA MUI Bali memberikan pelatihan kepada sedikitnya 30 orang perwakilan dari Majelis Taklim (MT) Ibu-ibu Masjid BKDI Tukad Pakerisan, MT. Baitul Izzah Dalung, MT. Al Hidayah Panjer, MA Muhajirin, LLHPB Aisyiyah Bali, kids Club Alam Jamur, Forkom Jimbaran dan MT Masjid Muhammad.
Vas Bunga dari Botol Air Mineral
Botol Air mineral yang sangat banyak kita jumpai di tempat sampah maupun di Tempat pembuangan akhir (TPA) perlu kita daur ulang, Seperti yang dilakukan oleh Hj. Yayuk Isnainiyah S.pd.
Hj. Yayuk mencontohkan dalam pelatihan itu dengan memanfaatkan barang bekas dan sampah botol plastik. Setelah dibuka kertas mereknya, lalu botolnya dipotong menjadi 2 bagian dengan ukuran yang berbeda kira-kira 5 cm dari bagian tutupnya (menjadi bunga dan tangkai). Kemudian digunting sedemikian rupa dan bagian tutupnya dapat dicat dengan warna sesuai selera hingga menjadi rangkaian vas bunga yang cantik.
Pelatihan ini bertujuan untuk memanfaatkan sampah plastik. Bahan-bahan yang digunakan harganya murah, mudah diperoleh di pasaran, serta cara pembuatannya mudah. Alat-alat yang digunakan: Gunting dan cutter, kuas. Bahan-bahan yang digunakan merupakan barang bekas yang tidak terpakai seperti botol plastik air mineral, Lem G atau kastol, Cat, Air dan tanaman yg bisa tumbuh di air.
“Anda bisa mengembangkan ke bentuk maupun model yang lain, mari kita kreatif berkreasi, agar lingkungan tetap asri dan indah,” katanya kepada peserta pelatihan.
Tali Pot Makrame
Hj. Yayuk juga menunjukkan bagaimana cara membuat Tali pot gantung Makrame dan tas plastik indah dari kantong beras Plastik. Menurutnya, hal ini mengikuti tren masyarakat dengan menanam tanaman hias dimasa pandemi, sekaligus menyiasati lahan yang terbatas di rumah. Tanaman dengan konsep kebun vertikal (vertical garden) menjadi pilihan.
Makrame adalah kesenian membuat anyaman simpul berbahan kain atau tali yang bersifat dekoratif. Seni ini diperkenalkan pertama kali di Turki.
“Tali pot makrame ini juga bernilai ekonomis karena dapat dijual sehingga dapat menambah pendapatan keluarga, selain tujuan yang utama yaitu menjaga keasrian di rumah dengan banyaknya pepohonan (tanaman hias gantung),” jelasnya.
Berbagai jenis tali yang tersedia mulai dari beragam ukuran, warna dan jenis dapat digunakan dalam proses pembuatannya.
Kali ini diajarkan bentuk tali pot gantung makrame sederhana bagi pemula. Harapannya agar setiap peserta pelatihan dapat langsung membuatnya sendiri.
Tas dari Kantong Beras
Selain itu Sri Indri juga memberi latihan membuat kerajinan tas plastik dari bahan bekas karung beras plastik. peserta yang seluruhnya wanita itu sangat antusias mengikuti pelatihan ini.
Berikut tahapan membuat Tas dari Kantong Beras:
1) Siapkan 2 kantong beras bersih. 2) Balik bagian dalam keluar, rapihkan. 3) Jahit bagian ujung kanan dan kiri dasar kantong berlawanan arah dengan jahitan yang sudah ada -+5cm ke kanan dan kiri dari ujung 6cm. 4) Lipat kedalam bagian atas -+3cm, beri tanda untuk menjahit pegangan tas -+ 7-10cm dari pinggir kantong. 5) Jahit keliling lipatannya. 6) Balik kantong dan rapikan sehingga terbentuk dudukan pada dasar kantong. 7) Potong bagian transparan kantong kedua L : 7cm P : 50cm, lipat kedua sisi hingga tersisa 5cm,jahit ke tas bagian dalam yang sudah dibuat.
Ketua LPLH-SDA MUI Prov. Bali Ir. Saleh Purwanto mengharapkan pelatihan ini dapat disebarluaskan ke masyarakat.
“Bisa disebarkan ke kelompok ibu-ibu atau teman teman kita semua, bahwa mengurangi sampah plastik yang terbuang ke alam bebas akan sangat membantu upaya pelestarian lingkungan, ujar Saleh.
Dirinya menambahkan, bila ada kelompok Ibu ibu maupun pencinta lingkungan ingin mendapatkan pelatihan ini, dapat menghubungi sekretariat LPLH untuk dijadwalkan kunjungannya.
“Pelatihan ini gratis dan tanpa biaya,” pungkasnya.
Kontributor: Adrid Indaryanto