ASWAJADEWATA.COM | JEMBRANA
Jumat, 16 Mei 2025, dalam acara Mujahadah Haji yang dilaksanakan oleh Majelis Dzikir & Sholawat Rijalul Ansor Kabupaten Jembrana di Aula Yayasan Al Hijrah, Kelurahan Baler Bale Agung, Negara, KH. Tafsil, Lc., M.Pd.I (Ketua MUI & Mustasyar PCNU Jembrana) menyampaikan pesan mendalam tentang makna ibadah haji.
Acara ini dihadiri oleh para jamaah haji, tokoh agama, ketua PCNU Jembrana, serta masyarakat setempat yang ingin mengambil hikmah dari pertemuan ini. Suasana penuh kekhusyukan terasa ketika KH. Tafsil menyampaikan nasihatnya, mengingatkan bahwa ibadah haji bukan sekadar ritual tahunan, tetapi sebuah perjalanan spiritual yang mengajarkan banyak hikmah.
Kyai Tafsil menjelaskan bahwa ibadah haji memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan ibadah lain seperti shalat dan puasa yang dilaksanakan secara rutin. Shalat diwajibkan lima kali sehari, puasa dilaksanakan setiap tahun di bulan Ramadhan, namun haji hanya diwajibkan sekali seumur hidup bagi yang mampu.
Lalu Kyai mengutip sabda Rasulullah SAW:
مَنْ كَانَ لَهُ زَادٌ وَرَاحِلَةٌ تُبَلِّغُهُ إِلَى بَيْتِ اللَّهِ وَلَمْ يَحُجَّ فَلاَ عَلَيْهِ أَنْ يَمُوتَ يَهُودِيًّا أَوْ نَصْرَانِيًّا
“Barang siapa yang memiliki bekal dan kendaraan yang dapat mengantarkannya ke Baitullah tetapi tidak melaksanakan haji, maka tidak mengapa ia mati sebagai Yahudi atau Nasrani.” (HR. Tirmidzi)

Dirinya juga menekankan pentingnya memahami hikmah dari setiap rangkaian ibadah haji.
“Bukan sekadar jumlah pelaksanaan, tetapi seberapa dalam pemahaman kita terhadap maknanya. Banyak orang yang berhaji berulang kali, namun kehidupannya tidak berubah karena gagal menangkap esensi ibadah ini”, ujarnya.
Lebih lanjut, Kyai Tafsil menguraikan tiga tingkatan keyakinan dalam Islam:
1. ‘Ilmul Yaqin – keyakinan berdasarkan pengetahuan.
2. ‘Ainul Yaqin – keyakinan berdasarkan pengalaman.
3. Haqqul Yaqin – keyakinan mutlak yang dirasakan di dalam hati.
Melalui ibadah haji, umat Islam memiliki kesempatan untuk mencapai tingkatan Haqqul Yaqin, merasakan kedekatan yang lebih mendalam dengan Allah SWT.
“Mereka yang berhasil mencapai Haqqul Yaqin adalah mereka yang mampu merasakan kehadiran Allah dalam setiap langkah hidupnya,” jelasnya lagi.
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ حَجَّ لِلَّهِ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ، رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
“Barang siapa yang berhaji karena Allah, tidak berkata kotor, dan tidak bermaksiat, maka ia akan kembali seperti saat dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Selain 3 hal tersebut, Kyai Tafsil juga menekankan pentingnya menjaga niat dalam berhaji, karena haji bukan hanya perjalanan fisik tetapi juga perjalanan hati.
“Mari jadikan haji sebagai momen memperbaiki diri, mendekatkan diri kepada Allah, serta meningkatkan ketakwaan,” ajaknya kepada para hadirin.
Di akhir tausiyahnya, Kyai Tafsil mendoakan agar para jamaah haji diberikan kemudahan dalam menjalankan ibadah, mendapatkan haji yang mabrur, dan menjadi pribadi yang lebih baik sepulang dari tanah suci. Disertai ajakan kepada seluruh hadirin untuk senantiasa memohon kepada Allah SWT agar diberi kekuatan iman dan kesempatan melaksanakan ibadah haji bagi yang belum berhaji. Aamiin.
Penulis: Ahmad Wildan