Nobar Debat Capres II sebagai Edukasi Politik Cerdas dan Bermartabat ala Nahdliyin

Facebook
X
WhatsApp
Telegram
Email

ASWAJADEWATA.COM – Eskalasi politik Indonesia yang semakin meningkat saat ini, telah mendekati puncaknya. Akan semakin memuncak seiring berjalannya waktu menjelang 17 April 2019, yang ditetapkan sebagai hari pemilihan anggota legislatif dan pasangan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia yang baru.

Kondisi ini membawa dampak psiko sosial masyarakat akibat perbedaan pilihan politik dengan latar belakang berbeda sebagai individu maupun pada komunitas-komunitas masyarakat, dimana sebenarnya hal tersebut adalah wajar saja terjadi dalam situasi ini. Hanya saja sebagai negara berpenduduk 260 juta jiwa dengan keberagaman latar belakang budaya yang ada serta tingkat pendidikan yang belum sepenuhnya merata kerap memunculkan perdebatan di ruang-ruang publik khususnya media sosial yang sekarang nyaris menjadi sumber utama masyarakat dalam mengakses segala macam informasi.

Gaya komunikasi serta narasi yang tumbuh pada media sosial inilah yang terkadang memunculkan perselisihan yang menyentuh sisi emosional warganet dan kemudian terbawa pada pola hubungan sosial dalam masyarakat, bahkan hingga taraf yang cukup memprihatinkan. Tulisan dan narasi yang berkembang dalam berbagai bentuk konten multimedia di media sosial kerap memunculkan interpretasi berbeda di masyarakat, baik positif atau negatif.

Menyikapi hal tersebut dengan memanfaatkan momen Debat Capres II yang disiarkan secara langsung oleh beberapa stasiun televisi swasta (17/2), Nu-Care Lazisnu Bali dan LTN NU Bali berinisiatif mengadakan acara Nonton Bareng (nobar) pada hari dan waktu yang sama mulai pukul 19.00 wita di gedung serbaguna PWNU Bali. Siaran tersebut akan dikemas dengan Talk Show menghadirkan beberapa narasumber dari kalangan Nahdliyin Bali antara lain, KH. Musthofa Al Amin, Muhammad Taufik Maulana, Ispandi, dan Abdul Karim Abraham. Para narasumber ini mewakili tokoh agama, praktisi pendidikan, penulis, serta jurnalis media online yang kesemuanya memiliki latar belakang pendidikan pesantren dengan tradisi budaya Nahdliyin.

koordinasi panitia nobar debat capres II pilpres 2019

Tujuan diadakan acara ini dijelaskan oleh penggagasnya H. Eky Rezal M. yang juga ketua NU-Care Lazisnu Bali yaitu untuk memberikan wacana edukasi politik kepada masyarakat bali khususnya, menurut persepsi Nahdliyin yang kental dengan tradisi pesantren dimana adab dan akhlak menjadi hal utama. Perbedaan pandangan dan pendapat hendaknya dapat disampaikan dengan cara yang bermartabat tanpa merendahkan satu dengan yang lainnya apapun pilihan politiknya, serta bagaimana setiap individu dapat dengan cerdas mencerna konten-konten yang beredar di media sosial sehingga tidak mudah terjebak dalam keturutsertaan penyebaran hoax yang semakin marak terjadi. Politik yang sehat akan menguatkan aspek-aspek lain dalam kehidupan berbangsa.

Nahdlatul Ulama sebagai organisasi sesuai Khittoh 1926 memang tidak berpolitik praktis, namun tidak membatasi pendidikan politik setiap warganya. Oleh karenanya adalah sebuah keharusan bagi setiap warga Nahdliyin mengerti dan memahami politik kebangsaan dalam rangka ikut mengawal keberlangsungan kehidupan bernegara ini sesuai amanah para ulama pendahulu.

(press release/dad)

diunggah oleh:

Picture of Dadie W Prasetyoadi

Dadie W Prasetyoadi

ADMIN ASWAJA DEWATA

artikel terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »