Dapet KIP Kok Jadi Hantu

dapet kip kuliah kok jadi hantu
Facebook
X
WhatsApp
Telegram
Email

ASWAJADEWATA.COM |

Siapa sih yang hari ini ndak mau berkuliah? hmm kayaknya hampir semua dari kita mau dan ingin buat melanjutkan belajar di perguruan tinggi. Kuliah sampai hari ini masih dipercaya menjadi tempat merubah diri, ntah itu nasib, gayahidup, pola pikir, masadepan dan buanyak lagi yang bisa dirubah, ya tapi ada syaratnya, kuliaho!

Oke gini deh, saya mau mulai tulisan ini dengan ngasi tau ke kalian kalau diluar sana buanyak banget lho anak-anak muda yang mau untuk kuliah tapi gabisa. Kompasiana dan banyak media– kalian bisa search sendiri–memberitakan bahwa trend anak-anak muda yang mau berkuliah dari 2019 sampai hari ini menurun. Dari data yang diberikannya faktor ekonomi, akses beasiswa, dan biaya ukt menjadi 3 peringkat besar alasan mengapa anak-anak muda ndak mau atau ndak bisa berkuliah. data tersebut mengguncang rasa prihatin sekaligus darah tinggi saya, kok bisa sih mereka gak masuk di kampusku aja, ya ga? ang ang ang:v

 

Di kampusku ini 3 faktor itu terbantahkan semua, untuk kamu yang terkendala karna faktor ekonomi? Ada solusinya disini. Yang mau akses beasiswa? Juga ada solusinya disini. Mundur karna UKT mahal? hmm coba lihat kampusku deh! Banyak kemudahan di kampusku ini tapi ya namanya anak muda tetaplah anak muda, dikasi tantangan mundur,dikasi keringanan menghilang. Dan yang paling buat ngeselin tuh ya, mahasiswa dapet KIP tapi malah jadi Hantu-Ghosting.

 

Anak KIP gak ada beryukurnya!

Padahal ya KIP itu bantuan pendidikan biar kalian bisa kuliah dengan lancar, tapi mana hasilnya? Padahal bantuannya lancar tapi kok kuliahnya on off atau malah beberapa dari kalian–yang dapat KIP–isi absennya kosong semua, sopankah begitu? ya enggak dong!. Halo! kalian yang dapat KIP ini sesuai dengan nama program nya Kartu Indonesia Pintar,kalian itu dibiayai untuk bisa menjadi Pintar bukan jadi hantu. Kalian punya privilege dengan bantuan yang kaliandapetin buat digunain penyemangat berkuliah.

Capek aku habis kerja, aduh hujan gabisa kuliah, aduh motorku rusak gabisa ngampus, nyenyenye

Alasan alasan yang keluar dari mulut si penerima KIP ini sungguh bisa sekali saya bantahkan. Hei sadar, uang yang kalian dapatkan itu jumlahnya lumayan ya!. Capek? Kalian bisa pakai itu untuk pijet kek atau masas kek, di bali banyak bro. hujan gabisa kuliah? Ada inovasi teknologi yang diciptain manusia untuk melindungi diri dari hujan namanya MANTEL. Motor rusak? Bengkel di Denpasar banyak yang buka sampe malem dan uang bantuan kalian itu bisa kalian gunakan dan sebetulnya pun memang itu kegunaannya.

Jadi saya rasa alasan yang diberikan sama teman-teman ini banyak yang sebetulnya bukan betulan sebab gabisaberangkat kuliah, sungguh ga habis fikri deh. Ingat kita mahasiswa ada beban moral yang kita emban sebagai yang MAHA dari para siswa!. Uda mahasiswa kok malah lebih parah dari anak SMA, waduh ini Indonesia cemas bukan emas jadinyaa, wasalamm

 

Pendidikan merubah strata sosial

Mahasiswa di lain kampus ntah yang dapat KIP atau enggak mereka punya ambis besar buat belajar, karena mereka tau buat ngubah nasib mereka hari ini adalah dengan belajar dengan sungguh-sungguh. Paulo Freire juga setuju samaopini saya, bahkan dia dalam bukunya juga bilang kalo mau bebas dari kemiskinan kuncinya adalah pendidikan!.Apalagi kita tau kalian yang dapat KIP ini Masyarakat dengan kelas ekonomi kebawah dan Heh ini lho cara kalian buat perbaikin kualitas hidup kalian di masa depan, sadaro wong.

 

Beda cerita kalau yang dapat KIP ini memang mereka yang sebetulnya dari keluarga menengah keatas ya, mereka tentu gapunya ketakutan tentang masadepan dan bahkan uang bantuan yang didapat dipakai buat menuhin gaya hidupnya yang gak ada kaitannya sama sekali dengan perkuliahan.

Kampus kemana?

ini yang paling saya pertanyakan, pihak kampus kemana? Padahal pihak kampus dalam hal ini seharusnya melakukan evaluasi secara berkala terhadap si penerima KIP ini, itu juga bagian dari amanat persesjen kemendikbud loh pak!

evaluating,monitoring,controlling nya kampus mana? Yang ada hari ini penerima kip bebas-bebas saja, kok bisa mereka dapet KIP terus Merdeka dari Belajar? wat de hel!. Secara tidak langsung atau bahkan langsung mahasiswa penerima KIP harus didorong untuk berprestasi entah itu akademiknya atau non akademiknya. Pun tujuan dari pemerintah mengadakan program tersebut juga ada kaitannya dengan peningkatan kualitas dari mahasiswa. Atau yangpaling mendasar deh, mahasiswa kip itu bisa ikut mengaktifkan jalannya kehidupan kampus yang sedang masa perintisan ini.

Mahasiswa KIP itu Istimewa

Kalian tau, saya tau dan bahkan semua orang di kalangan perguruan tinggi juga tau kalo Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) itu juga jadi syarat penerima KIP untuk tidak dicabut atau digantikan, ada nilai minimum IPK yang harus dipenuhi si penerima KIP. Tapi dikampusku penerima KIP gapunya rasa ketakutan, was-was, atau apalah tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi si penerima kip ini agar tidak dicabut kipnya, karena mereka Istimewa bro.

Keistimewaan mereka itu didukung sama beberapa hal, kayak gak adanya aturan dari kampus buat mereka, sering alfa, gaikut ujian, gak ngumpulin tugas juga lhoss, tetep aja nanti waktu mereka nginput Kartu Rencana Studi (KRS) mereka bisa ngeliat di dashboard itu IPK-nya mereka sudah ter autofill, ada IPK nya sumpah itu ada IPK nya, istimewah pwoll.

 

 

Apalah saya ini yang masih baru setaun kuliah, dan malah ini baru pertama kalinya kuliah pun gak banyak tau tentangsistematika perguruan tinggi kayak gimana, tapi hemat saya yang masih plonga plongo ini adalah pihak kampus harus tau, sadar dan segera melakukan evaluasi kepada para penerima kip ini, jangan sampai dana yang diberikan itu malah tidak dimanfaatkan dengan betul oleh si mahasiswanya. Bagi perguruan tinggi yang mempunyai mahasiswa penerima KIP itu ada pelaporan yang harus di update loh pak, ada laporan ekonomi mahasiswa dan ipk. lanjut, pihak perguruantinggi seharusnya menyiapkan sebuah kebijakan yang dikhususkan untuk penerima KIP

 

ini. Mengapa harus begitu? Pak, gak semua orang bisa dapet dana bantuan kuliah itu lho, sayang banget kalau dana itu malah diterima sama mahasiswa yang memang betulan gak ada niat kuliah sama sekali.

Dan yang terakhir, data yang dilaporkan ke LLDIKTI dan PUSLAPDIK itu saya harap memang data yang sesuai–dan ndak direkayasa–dengan keadaan para mahasiswanya. Saya dan mungkin mewakili beberapa kawan mahasiswa lain sangat kecewa dengan keadaan kampus yang melepas liarkan para mahasiswa kip ini, yang seharusnya menurut logika pendek saya mereka punya semangat satu langkah lebih maju dari saya untuk berkuliah dengan privilege yang mereka dapatkan.

Penulis : Okky Dwi Aditya Anwar

referensi:

https://www.kompas.com/tren/read/2023/07/22/193000465/bolehkah-kip-kuliah-dicabut-karena- penerimanya-tidak-ikut-kegiatan-kampus-#google_vignette

 

https://www.kompas.com/tren/read/2023/07/22/193000465/bolehkah-kip-kuliah-dicabut-karena- penerimanya-tidak-ikut-kegiatan-kampus-#google_vignette

 

https://www.kompasiana.com/rismawgt/5f980c868ede48438b432062/sebab-sebab-umum-siswa-enggan- berkuliah

diunggah oleh:

Picture of Fariz Wahyu

Fariz Wahyu

ADMIN ASWAJA DEWATA

artikel terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »