Oleh: Muhammad Taufiq Maulana
Hari Raya Nyepi dan Hari Raya Idul Fitri nyaris bersamaan. Nyepi jatuh pada hari Sabtu, 29 Maret 2025. Idul Fitri insyaallah hari Senin, 31 Maret 2025.
Pada biasanya, setiap Hari Raya Nyepi yang bertepatan dengan hari pelaksanaan ibadah umat muslim, seperti salat Jumat atau tarawih seperti Ramadan tahun 2024 kemaren, umat muslim tetap dipersilakan melaksanakannya, dengan ketentuan yang berlaku.
Ritual Nyepi ditunaikan dengan tetap mempersilakan umat muslim melaksanakan ibadah tersebut. Kondisi ini menjadi fakta keharmonisan umat beragama di Pulau Dewata, Bali.
Keharmonisan umat muslim dan Hindu di Bali memang sangat tampak indah ketika hari besar keagamaan. Karena terdapat beberapa tradisi yang berlaku bagi masyarkat.
Tradisi saling menjaga keamanan dan kenyamanan
Keharmonisan umat muslim dan Hindu di Bali sangat tercermin ketika Nyepi dan Idul Fitri. Umat muslim ikut menjaga keberlangsungan dan ketenangan Nyepi. Demikian juga, umat Hindu menjaga keberlangsungan dan kenyamanan salat Idul Fitri.
Tradisi takbir keliling dan ogoh-ogoh
Keharmonisan yang lain, nampak juga pada malam takbiran, yaitu tradisi takbir keliling yang mengikutsertakan masyarakat Hindu setempat. Di malam pangrupukan atau tradisi mengarak ogoh-ogoh jelang Nyepi, masyarakat muslim pun ikut membawa obor ikut ke jalan.
Tradisi ngejot
Ngejot adalah tradisi memberi makanan kepada tetangga. Tradisi ini dilakukan, bagi umat Hindu pada Hari Raya Galungan, Nyepi, dan Kuningan. Bagi umat muslim saat Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Makanan yang disiapkan untuk tradisi ngejot disesuaikan dengan agama masing-masing. Tradisi Ngejot menjadi simbol kemesraan dan tali persaudaraan antara Hindu dan muslim.
Demikian diantara tradisi-tradisi di Bali yang menguatkan keharmonisan antar umat beragama. Pesan yang bisa kita petik dari tradisi tersebut adalah, semua Agama pasti memiliki prinsip yang sama untuk menjaga persaudaraan demi kemaslahatan bersama.