ASWAJADEWATA.COM
وَرَوَى أَحْمَدُ وَالطَّبَرَانِي مِنِ طَرِيْقِ مَسْرُوْق عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : كَانَ رسول الله صلى الله سلم لَا يَكَادُ يَخْرُجُ مِن الْبَيْتِ حَتَّى يَذْكُرُ خَدِيْجَةَ فَيُحُسِنُ الثَّنَاءَ عَلَيْهَا، فَذَكَرَهَا يَوْمًا مِن الْأَيَّامِ، فَأَخَذَتْنِي الغِيْرَةُ فَقُلْتُ: هَلْ كَانَتْ اِلَّا عَجُوْزًا قَدْ اَبْدَلَكَ الله خَيْرًا مِنْهَا؟. فَغَضَبَ ثُمَّ قَالَ: لَا واللهِ مَا أَبْدَلَنِي اللهُ خَيْرًا مِنْهَا، آمَنَتْ إِذْ كَفَرَ النَّاسُ، وَصَدَّقَنِي اِذْ كَذَّبَنِي النَّاسُ، وَوَاسَتْنِي بِمَالِهَا إِذْ حَرَّمَنِي النَّاسُ، وَرَزَقَنِي اللهُ مِنْهَا الوَلَدُ دُوْنَ غَيْرِهَا مِنَ النِّسَاءِ.
“Imam Ahmad dan Thabrani meriwayatkan dari Masruq dari Aisyah. Aisyah berkata: Rasulullah itu hampir tidak keluar rumah kecuali menyebut Khadijah dan memuji-mujinya. Aku pun cemburu, lalu berkata pada beliau: Bukankah dia hanya perempuan tua yang telah diganti oleh Allah dengan yang lebih baik?. Beliau pun lalu marah. Kemudian berkata: demi Allah, Allah tidak menggantinya dengan yang lebih baik. Dia beriman di saat orang-orang masih kufur. Dia mempercayaiku di saat yang lain mendustakanku. Dia membantuku di saat yang orang-orang menghalangiku. Allah telah memberikan rizki anak melalui dia dan tidak melalui yang lain.”
Singkat Cerita
Yuk! Bercerita dulu sebelum membahas hadits di atas. Ini cerita fiktif yang dibuat penulis, sekedar kiasan dari hadits tersebut. Meski fikitf, mungkin ada yang pernah mengalami sesuai cerita berikut.
…Karena takdir berkata lain, Faris tidak lagi bersama dengan seseorang yang dia cintai. Padahal Faris sangat berharap seseorang yang dicintai menjadi pelengkap jiwanya hingga akhir hayatnya. Karena perempuan itu adalah cinta pertamanya.
Selama Faris menjalin hubungan asmara dengan perempuan itu, dalam hatinya tidak ada lain adalah niat untuk menikahinya dan mengarungi samudra kehidupan hanya bersamanya. Bagi Faris, perempuan yang menjadi cinta pertamanya, sudah membuat sayap-sayap cintanya patah. Sehingga tidak akan bisa terbang dan singgah pada perempuan lain. Dia sudah menjadikan dirinya menyatu dengan perempuan itu, dan perempuan itu pun sudah meyakinkan dirinya bahwa hanya dia yang pantas untuk menjadi haribaan cintanya.
Namun, mimpi tentang cinta pertamanya itu, tidak sesuai harapan yang ditanam dalam hatinya. Karena Tuhan ternyata memiliki mimpi yang lain untuk cinta Faris. Faris pun menjalani mimpi Tuhan itu, meski Faris sendiri tidak mengerti tentang mimpi itu. Yang Faris mengerti dan rasakan, mimpi Tuhan lebih nyata.
Tentang mimpi Tuhan yang diberikan pada Faris, yaitu Faris ditakdirkan menikah dengan perempuan lain, tentu perempuan yang ini bukan cinta pertamanya. Faris pun berusaha mencintai perempuan yang kedua ini. Tidak lama dari waktu pernikahannya, ternyata Faris mampu mencintai perempuan yang kedua ini yang telah menjadi istrinya.
Seiring bergulirnya waktu, Faris menjalani bahtera rumah tangganya bersama istrinya cukup bahagia. Karena istri yang kedua ini, mampu pula membuat hati Faris menaruh cinta padanya. Meski sebenarnya dalam lubuk hati Faris masih terselip kenengan cinta pertamanya. Itu terbukti ketika Faris memiliki masalah yang cukup rumit dan ternyata istrinya tidak bisa memberi solusi. Ketika itu pun Faris tanpa sengaja mengatakan sesuatu tentang perempuan yang menjadi cinta pertamanya. Faris mengatakan, “Dulu, waktu aku memiliki masalah yang juga rumit seperti ini, Fara (perempuan yang menjadi cinta pertamanya dulu) bisa memberi solusi. Kenapa kamu tidak bisa?”. Kata-kata Faris ini secara tidak langsung membandingkan istrinya dengan perempuan yang menjadi cinta pertamanya dulu. Hemmm… gimana ya perasaan istri Faris yang mendengar ungkapan tersebut? Pasti sakit. Sakit banget apa sakit aja, ya? Hehehe…
Pemahaman lain dari kata-kata Faris tersebut, menunjukkan Faris masih mengenang cinta pertamanya. Memang, cinta pertama adalah sesuatu yang sangat sulit dihilangkan. Meski dipaksa dihapus, cinta pertama pasti masih meninggalkan bekas. Meski waktu mustahil diputar kembali, namun kenangan cinta pertama tetap saja kembali datang, seolah ada kekuatan yang mengantarkannya. Meski rasa lelah menyerah untuk mengingatnya, cinta pertama tetap saja memaksa masuk pada memori kenangan seseorang. Begitulah yang dialami Faris.
Saat Nabi mengenang cinta pertama
Ternyata yang dialami Faris juga pernah dialami Nabi, sebagaimana hadits di atas. Memahami apa yang dialami antara Faris dan Rasulullah, secara subtansi sama. Yaitu sama-sama masih mengenang cinta pertamanya. Namun ada perbedaan di antara keduanya. Apa yang dialami Faris mungkin sederhana. Faris hanya berkata begitu. Sementara Nabi sampai berkata secara jelas membandingkan Siti Aisyah dengan Siti Khadijah. Isi kata-kata Nabi membuat Siti Aisyah sampai terang-terangan mengatakan cemburu.
Perbandingan Faris dengan Nabi dalam hal ini tidak bermaksud mencari yang paling unggul. Tetapi hanya ingin memberi maksud bahwa Nabi juga mengenang cinta pertamanya dan juga Nabi tidak mampu mengendalikan perasaannya. Dikatakan tidak mampu mengendalikan perasaan, karena Nabi mengenang cinta pertamanya dengan sikap yang membuat Siti Aisyah cemburu. Perempuan mana yang tidak cemburu ketika suaminya menyebut nama mantannya bahkan membanding-bandingkan dengan mantannya. Semisal seorang suami mengatakan pada istrinya:
“Dulu, aku pernah menjalin cinta dengan seseorang. Dia orangnya cantik, prilakunya baik, cara bicaranya sangat dewasa, perhatian, mengambil suatu keputusan cukup bijak, tidak mau minta apa-apa kecuali memang kebutuhan, apalagi menuntut, gak pernah ”
Perempuan mana yang tidak akan cemburu jika suaminya mengatakan begitu? Bahkan, perempuan yang memang tidak cinta pada suaminya pun akan merasakan cemburu. Mungkin perempuan yang seperti ini tidak cemburu, tepatnya benci. Karena dirinya dianggap remeh.
Ungkapan apapun tentang cinta pertama yang dikatakan oleh pasangan kita, itu tidak ada maksud untuk membanding-bandingkan atau menganggap lebih baik dia dari pada kita. Ungkapan seperti apapun sebenarnya hanya sekedar refleksi perasaan saja. Jadi, kita jangan terlalu cemburu dengan hal itu. Juga, mengerti pasangan kita yang masih ingat dengan masa lalunya termasuk menghargai perasaan.
Sebagai pertimbangan agar kita tidak terlalu cemburu, Nabi saja mengenang cinta pertamanya, apalagi seorang seperti kita. Biar hati kita gak terlalu sakit gitu, lo!!!
Tentang masa lalu
Seseorang yang memiliki masa lalu, itu ada tiga macam. Pertama, ada orang yang membuangnya tanpa memungutnya kembali. Artinya, kenangan tentang masa lalu telah dia buang jauh-jauh dan tidak pernah mengingatnya lagi. Kedua, ada orang yang membawanya hingga titik akhir hayatnya. Mungkin ini bagi orang yang mampu menjaga sikapnya meski kenangan masa lalunya terus teringat, padahal dia sudah hidup bersama orang lain. Hebatnya, dia kuat menahan kenangannya yang tersimpan dalam hatinya, sehingga sampai mati pun pasangannya tidak tahu kalau dia mengingat tentang masa lalunya, karena memang dia lincah membawa masa lalunya dengan menjaga sikap, baik di depan pasangannya atau tidak.
Ketiga, ada orang yang tak mampu membuang dan membawa masa lalunya. Orang seperti ini tidak bisa menghapus masa lalunya sehingga selalu teringat dan berpengaruh pada sikapnya. Meski dia sudah memiliki pasangan baru (menikah), masih saja ada sikap yang tampak dan sampai pasangan barunya pun tahu kalau dia masih mengingat masa lalunya. Nah, bagaimana jika seperti ini? Yaaa… tergantung pasangan barunya itu, jika dia mengerti tak mungkin cemburu, bahkan jika dia benar-benar mengerti kalo pasangannya butuh orang yang pernah hadir di masa lalunya, dia akan mengantarkan ke orang yang menjadi masa lalunya itu. Hebat banget kalau ada orang mengerti sedalam ini.
Menurut penulis, boleh-boleh saja melakukan seperti itu. Karena, dari pada pasangan kita main hati di belakang dengan kekasih lamanya, karena mungkin sudah tidak kuat menahan kerinduannya yang terus menyiksa hatinya. So, mending antarkan saja dengan cara silaturrahim. Penulis yakin, pasangan kita akan luluh hatinya ketika kita bisa bersikap seperti itu. Artinya, dia akan benar-benar menyadari bahwa pasangannya yang sekarang sungguh sangat mengerti dan menghargai perasaannya. Dan, kekasih masa lalunya juga akan menyadari hal itu dan dia pun akan menasihati kekasihnya yang telah dimiliki orang lain, agar belajar mencintai kekasih halalnya dan melupakan dirinya. Kok bisa begitu??? Itulah kekuatan sifat mau mengerti. Orang mengerti itu pasti menang. (Buku Peka Rasa)