Gelar “Ngurisang”, PAC Fatayat NU Baturiti Rawat dan Lestarikan Tradisi

Facebook
X
WhatsApp
Telegram
Email

ASWAJADEWATA.COM | TABANAN

PAC Fatayat NU Kecamatan Baturiti, pada Rabu (25/11) melakukan kegiatan “Ngurisang” bertempat di Masjid Al-Hikmah Banjar Candikuning II, Tabanan. Kegiatan dengan melibatkan para sesepuh adat dan agama ini dihadiri oleh majelis pengajian ibu-ibu se-Desa Candikuning, diantaranya: Pengajian An-nisa, Pengajian Mualaf Candikuning, Pengajian Rotibul Hadad, Pengajian Hizb Nahdlatul Wathan dan Pengajian Muslimat NU Kecamatan Baturiti.

Tradisi Ngurisang merupakan tradisi yang sudah turun-temurun dilakukan masyarakat Kampung Islam Candikuning II, secara etimologi ngurisang berarti menggunting atau memotong, dan secara terminologi ngurisang berarti  menggunting sebagian rambut kepala. Tradisi ini awalnya berasal dari umat Islam suku Sasak dengan nama Ngurisan.

Prosesi Ngurisang dengan diiringi lantunan Shalawat Nabi

Ngurisang dilakukan pada bayi yang baru lahir dengan rangkaian acara membaca Barzanjii, sholawat dan serakalan. Acara ini biasanya dilakukan pada hari besar Islam.

Namun ada yang berbeda dengan kegiatan Ngurisang kali ini. Jika biasanya pada bulan Maulid Nabi Muhammad Saw tradisi ngurisang dilakukan oleh bayi yang berumur 40 hari atau bahkan lebih, pada kegiatan kali ini tradisi ngurisang dilakukan oleh seorang mualaf perempuan bernama Nur Mutmainah. Bagi masyarakat muslim disana adalah wajib melakukan tradisi ini bagi setiap mualaf baik laki-laki ataupun perempuan. menjadi seorang mualaf diibaratkan seperti bayi yang baru lahir dan sebagai bukti ia telah memeluk Islam.

Majelis Pengajian Ibu-ibu hadir menyaksikan proses Ngurisang

Tradisi ngurisang juga sebagai bentuk rasa syukur masyarakat dengan adanya keluarga baru yang memeluk Islam.

Dalam kesempatan ini ada empat  pembicara yang memberikan sambutan. Pertama,  Sahabat Muliyani selaku ketua panitia menyampaikan tujuan dilaksanakan acara ngurisang sebagai bentuk melestarikan nilai kebudayaan, dan tradisi baik yang ada di Kampung Islam Candikuning.

“Fatayat NU berharap adat-istiadat yang baik ini dapat terus dilaksanakan dan dikembangkan ke generasi berikutnya agar tidak hilang,” ujarnya.

Kemudian dilanjutkan oleh Zakir selaku ketua mualaf yang menyampaikan rasa terimakasihnya kepada panitia dan para undangan, karena telah memberikan ruang terbuka untuk bersilaturahmi bersama mereka dan telah menyambut hangat keberadaan mualaf.

Ketiga, H. Farid selaku tokoh adat dan agama menyampaikan, “Semoga dengan acara ini dapat mempererat silaturrahmi antara mualaf dan warga Kampung Islam Candikuning.”

Dirinya juga berpesan agar mualaf diberikan bimbingan terkait ajaran agama Islam seperti mengaji, berthaharoh, ilmu tentang Fikih, Aqidah dan ilmu Islam lainnya.

Terakhir, Jailani selaku tokoh adat di sana juga menyampaikan bahwa dengan adanya mualaf, ini menjadi tanggungjawab bersama untuk membimbing mereka, dan beliau berharap dengan adanya berbagai  majelis ilmu di Kampung Islam Candikuning  bisa menjadi tempat sarana belajar bersama antara warga dan para mualaf tersebut.

Penulis; Dinul Qoyyimah (Fatayat NU Baturiti)
Editor: Dadie W. Prasetyoadi

diunggah oleh:

Picture of Dadie W Prasetyoadi

Dadie W Prasetyoadi

ADMIN ASWAJA DEWATA

artikel terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »