ASWAJADEWATA.COM | BADUNG
Menjelang akhir tahun 2020, Makowil PGN provinsi Bali mengadakan kegiatan peresmian PGN Distrik Kuta Selatan sekaligus penyematan baret anggota baru dengan menghadirkan pendirinya Dr. KH. Nuril Arifin,MBA.
Mengawali sambutan yang disampaikan, pengasuh Pondok Pesantren Soko Tunggal Abdurrahman Wahid Semarang itu menyampaikan beberapa hal tentang kebangsaan.
“Istilah Imam besar sebagai pemimpin hanya digunakan dalam negara Teokrasi. jadi sangat keliru jika penyebutan untuk Riziq itu dipakai di Indonesia,” jelas Dr. KH. Nuril Arifin, MBA saat melantik pengurus Patriot Garuda Nusantara (PGN) Distrik Kuta Selatan.
Menurutnya, apa yang terjadi dalam tubuh FPI salah kaprah dan membahayakan kesatuan NKRI.
Pelantikan pengurus PGN Distrik Kuta Selatan tersebut berlangsung di Missibu Resto di daerah Canggu, kabupaten Badung, Sabtu malam (19/12).
Dalam wejangannya kepada Pengurus Makowil PGN Bali dan Distrik Kuta Selatan ini, KH. Nuril Arifin yang lebih dikenal dengan sapaan Gus Nuril juga menjelaskan bahwa sebagai warga Nusantara apapun etnis, suku, dan agamanya, sudah seharusnya peduli dan wajib berperan aktif merawat dan menjaga keutuhan negara ini dari rongrongan ancaman desintegrasi. PGN disebutnya menjalankan tarekah kebangsaan, yaitu bagaimana berusaha menjalani hidup berbangsa dan bernegara dengan segala perbedaan yang ada sesuai jati diri budaya luhur nusantara, dengan tak melupakan sejarah.
“Ini adalah tanggung jawab kita bersama kepada leluhur sebagai generasi penerus. Jangan biarkan bangsa lain mengacak-acak budaya dan persatuan kita yang sudah susah payah dibangun, ” tegasnya.
Setelah dibacanya do’a, acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng sebagai tanda sudah resmi beroperasinya PGN Distrik Kuta Selatan.
Kehadiran Gus Nuril di Bali kali ini juga sekaligus meghadiri acara penyematan baret (pelantikan) anggota PGN Bali yang baru saja bergabung.
Kegiatan itu dilaksanakan keesokan harinya pada Minggu pagi (20/12) bertempat di Pantai Berawa Canggu, yang diikuti 50 anggota baru.
Penulis: Dadie W. Prasetyoadi