Munas NU Ditutup, Rais Aam: Perjuangan Bagi Kemaslahatan Umat, Keikhlasan Menjadi Kunci Utama

Facebook
X
WhatsApp
Telegram
Email

ASWAJADEWATA.COM | JAKARTA

Munas dan Konbes Nahdlatul Ulama (NU) yang diselenggarakan dalam rangka Hari Lahir ke-102 NU bukan sekadar forum musyawarah, melainkan momentum penting untuk memperkuat visi dan misi organisasi sebagai penyambung generasi dari abad pertama ke abad kedua. Semangat juang para peserta begitu terasa, ada yang datang dari tempat jauh, bahkan dengan keterbatasan fisik tetap berusaha hadir. Ini adalah bukti bahwa perjuangan dalam NU tak mengenal batas dan rintangan.

Estafet perjuangan harus dilanjutkan. Ketua SC dan ST, Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, dalam sambutannya menegaskan bahwa NU memiliki tanggung jawab besar untuk memperkuat kesinambungan perjuangan dari abad ke abad. Pengakuan dari Presiden atas peran tokoh-tokoh NU adalah sesuatu yang membanggakan, tetapi penghargaan semata tidaklah cukup.

“Perjuangan harus terus dilanjutkan agar NU tetap menjadi pilar utama dalam memperjuangkan kemaslahatan umat”, ujarnya.

Harapan besar terletak pada hasil Munas dan Konbes ini agar dapat membawa manfaat nyata bagi umat. Oleh karena itu, penguatan visi dan misi NU menjadi syarat mutlak untuk memastikan organisasi ini tetap relevan dan mampu menjawab tantangan zaman.

PBNU, membangun sistem yang kuat. Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf, menekankan bahwa salah satu fokus utama NU saat ini adalah membangun sistem pengelolaan organisasi yang kokoh.

“Banyak cabang dan wilayah yang masih berjalan sendiri-sendiri tanpa koordinasi yang baik, sehingga sektor-sektor penting seperti pendidikan, rumah sakit, dan pesantren masih banyak yang berjuang sendiri”, ungkap putra mendiang KH. Cholil Bisri tersebut.

Dalam periode ini, PBNU telah melakukan Konbes berulang kali, jauh lebih sering dibandingkan periode sebelumnya. Ini menunjukkan komitmen kuat untuk memperbaiki tata kelola organisasi agar lebih efektif dalam menjamin kemaslahatan umat, terutama dalam memperjuangkan fasilitas bagi rakyat miskin dan bekerja sama dengan pemerintah untuk menciptakan solusi nyata.

Sementara itu, Rais Aam PBNU, KH. Miftachul Akhyar mengingatkan dalam pidatonya, bahwa dalam membangun organisasi yang kuat, harus ada sistem dan tata tertib yang jelas.

“Sebuah jamaah tidak bisa disebut jamaah tanpa adanya aturan yang mengikat. Dalam perjuangan ini, keikhlasan menjadi kunci utama”, tuturnya.

Tema besar “Berjuang Bersama Umat untuk Kemaslahatan Umat” menegaskan bahwa segala aturan agama pasti mengandung maslahat. NU harus terus berpegang pada prinsip ini agar setiap langkahnya benar-benar membawa manfaat bagi umat.

Munas dan Konbes ini bukan hanya tentang keputusan-keputusan strategis, tetapi juga tentang menghidupkan kembali semangat perjuangan, kebersamaan, dan keikhlasan dalam berkhidmah. Semoga hasil dari forum ini membawa dampak besar bagi kemajuan NU dan kesejahteraan umat di masa depan.

Penulis: Dr. M. Fawaid, MPdI

diunggah oleh:

Picture of Dadie W Prasetyoadi

Dadie W Prasetyoadi

ADMIN ASWAJA DEWATA

artikel terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »