Friday 26th April 2024,

Al-harakah Barakah; Jangan Diam saja, Jika tak ingin Larut dalam Derita (Bagian 2)

Al-harakah Barakah; Jangan Diam saja, Jika tak ingin Larut dalam Derita (Bagian 2)
Share it

ASWAJADEWATA.COM

Al-harakah dalam konteks kehidupan manusia

Dalam konteks kehidupan manusia, ada beberapa hal yang sangat berkaitan dengan al-harakah. Diantaranya bermasyarakat, organisasi atau lembaga, bisnis, dan seni.

Dalam kehidupan bermasyarakat, harakah mungkin lebih diartikan dengan silaturrahim. Silaturrahim sebagai bentuk harakah antara keluarga dan masyarakat. Al-harakah berupa silaturrahim ini sudah seharusnya dijadikan kewajiban. Karena dengan silaturrahim, ikatan emosional dalam keluarga dan masyarakat menjadi sangat erat, yang awalnya jauh menjadi dekat, dan yang sudah dekat menjadi semakin akrab.

Silaturrahim merupakan suatu aktifitas yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah. Karena selain menjadikan satu sama lain semakin dekat, silaturrahim juga memiliki manfaat yang sangat besar, diantaranya bisa mempermudah rizki dan memperpanjang umur. Inilah keberkahan dari harakah berupa silaturrahim.

Bagi seorang pemuda yang berada di tengah-tengah masyarakat, harus memiliki jiwa atau sifat harakah. Karena kemajuan dan kebaikan komunitas masyarakat bergantung pada pemudanya. Presiden Soekarno menyatakan, berikan sepuluh pemuda padaku, maka aku akan membangun Indonesia ke depan.

Sudah seharusnya, harakah menjadi sifat utama bagi seorang pemuda, terutama di dalam mengembangkan potensi dan prestasi. Pemuda yang suka diam saja, tidak mau bergerak, dialah pemuda yang akan bernasib gagal. Bagaimana mau berhasil dan sukses, jika dia tidak mau bergerak sama sekali. Dia tidak akan pernah meraih kesuksesan atau keberkahan hidup.

Maksud bergerak bagi pemuda di sini, bukan berarti asal bergerak. Bergaul dengan banyak teman dan hobi keluar rumah memang termasuk bergerak, sebagaimana yang ngetren sekarang. Bergerak semacam ini tidak mendatangkan keberkahan, malah kadang menjadi malapetaka, seperti tawuran, hura-hura, dan pergaulan bebas.

Maksud yang tepat adalah bergerak dengan membantu kemajuan masyarakat. Jika memiliki gagasan dan ide, sampaikan dan wujudkan dengan bekerja keras. Pemuda yang bergerak seperti ini akan membawa  keberkahan berupa perubahan bagi masyarakat.

Dalam organisasi dan lembaga pasti memiliki visi dan misi. Visi dan misi tersebut tidak akan terwujud bila mana tidak ada gerakan. Organisasi yang besar akan bergantung kepada sejauh mana dan sekuat apa anggota di dalamnya bergerak, atau melakukan gerakan dengan gagasan atau ide yang cemerlang. Begitu juga lembaga yang maju dan berkembang bergantung kepada gerakan para pengelolanya di dalam memberi metode-metode yang jitu untuk lembaganya.

Dengan demikian, jangan berharap organisasi dan lembaga akan besar dan maju jika tidak ada gerakan dari waktu ke waktu, pasti akan menjadi stagnan, vakum, dan bahkan menjadi mati bila tidak ada gerakan sama sekali.

Al-harakah dalam konteks ini diwujudkan dengan kerjasama, saling mendukung, saling mengarahkan, saling menguatkan, dan saling merasa bertanggung jawab untuk menggerakkan organisasi dan lembaga ke arah yang lebih maju dan berkembang. Keberkahan dari harakah organisasi dan lembaga adalah manfaat bagi semua orang secara sosial.

Dalam konteks bisnis juga. Seorang pedagang tidak akan mendapatkan keuntungan, jika dia tidak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Seorang pebisnis tidak akan meraup keuntungan melimpah jika dia tidak bergerak mencari relasi, link, dan teman bisnis. Lembaga keuangan tidak akan memiliki omzet yang besar, jika uang yang ada tidak digerakkan dengan mengelola berupa cara memperaktikkan transaksi-transaksi.

Al-harakah dalam konteks ini adalah pengelolaan. Jadi, semua pedagang mengelola dagangannya dengan cara mencari konsumen yang bisa memberi keuntungan. Begitu juga pebisnis, mereka akan terus bergerak dengan cara membuka jaringan untuk menambah lahan bisnisnya. Barakah dalam konteks ini pula memiliki arti bertambahnya keuntungan.

Dalam konteks kesenian, al-harakah atau gerakan merupakan sesuatu yang penting. Dalam ajang pentas seni, semisal baca puisi, gerakan menjadi salah satu penilaian utama untuk menentukan mana yang terbaik. Lebih-lebih dalam seni tari, setiap gerakan orang yang menari memiliki nilai seni yang berbeda dan harus terlihat indah dan mempesona.

Dalam melukis juga, tidak akan mendapatkan hasil yang indah jika gerakan di setiap coretan tinta pada kanvas tidak diatur sedemikian rupa. Keindahan hasil lukisan sangat ditentukan oleh gerakan tangan yang lembut, lihai, dan tepat memposisikan warna-warna pada wujud lukisannya.

Al-harakah dalam konteks Agama (Islam)

Dalam konteks Islam, al-harakah atau bergerak selalu melekat di setiap amal ibadahnya. Bahkan, keberadaan dan berkembangnya Islam disebabkan karena harakah. Rasulullah tidak akan mencapai pada puncak keberhasilan meraih kebesaran Islam di seluruh dunia, jika beliau berdakwah cukup di daerah atau di kalangan keluarganya saja. Kita tahu bagaimana Rasulullah melakukan gerakan dakwah Islam. Beliau sampai berhijrah dari Mekah ke Madinah. Hijrah tersebut merupakan gerakan yang sangat solutif untuk menyebarkan Islam ke seluruh dunia.

Namun, dewasa ini gerakan dakwah sepertinya disalah artikan. Gerakan dakwah yang ada saat ini berupa gerakan yang jauh dari ajaran Rasulullah. Mereka menggunakan gerakan yang keras dan anarkis. Sehingga, dari gerakan dakwah semacam ini tidak lagi mendatangkan keberkahan, malah mengundang kehancuran dan perpecahan.

Untuk meraih keberkahan dari gerakan dakwah yang dilakukan, seharusnya dengan kasih sayang. Siapa saja yang diajak dengan berdasarkan kasih sayang, mereka pasti dengan gampang ikut dan pasrah. Meski mereka tidak mau, mereka tidak akan menolak dengan ucapan yang menyakitkan dan sikap yang kasar. Karena kasih sayang yang diungkapkan pasti dibalas dengan kelembutan. Inilah keberkahan dari gerakan dakwah Islam, tidak akan terjadi kehancuran dan perpecahan.

Kembali pada harakah yang melekat pada setiap amal ibadah dalam Islam. Setiap amal ibadah yang diwajibkan dalam Islam, semuanya bersifat harakah atau bergerak. Lebih tepatnya, semua ibadahnya berupa serangkaian aktifitas. Shalat merupakan kewajiban yang melibatkan gerakan fisik. Semua gerakan dalam shalat memilik arti, fungsi dan tujuan tertentu.

Dalam ibadah haji, dari sekian serangkaian kewajiban dan rukunnya, tentu melaksanakannya dengan menggerakkan fisik. Bagaimana dengan kewajiban berpuasa, apakah tidak bersifat harakah? Dalam puasa, harakah-nya lebih kepada bathiniyah. Yaitu, menjaga pikiran dan hati agar tidak terpengaruh oleh rayuan nafsu. Ketika menjaga hati dan pikiran tentu dalam batin kita seolah ada seustau yang bergerak melawan rayuan nafsu.

Refleksi Al-harakah barakah

Memahami ­al-harakah dari beberapa konteks di atas, maka al-harakah dalam kehidupan kita adalah kunci utama dalam meraih berkah. Allah sudah memberi petunjuk melalui komponen alam semesta yang bergerak tanpa henti, dan melalui amal ibadah yang diwajibkan dalam pelaksanaanya harus bergerak dengan serangkaian aktifitas.

Maka, teruslah bergerak. Jangan diam saja, jika tidak ingin menjadi mayit hidup. Jangan diam saja, jika tidak ingin terbelenggu oleh kegagalan. Jangan diam saja, jika tidak ingin larut dalam penderitaan. Dan perlu diingat, hidup penuh berkah bukan berarti selalu baik, tapi juga termasuk berkah bagi orang yang mengalami keburukan lalu ingin bergerak berubah ke yang baik.

Bergerak dari suatu tempat ke tempat yang lain untuk menemukan tempat yang nyaman atau berkah. Bergerak dari suatu arah ke arah yang lain untuk menuju ke arah yang baik dan lebih baik atau berkah. Bergerak dari bawah ke atas untuk mecapai ke tingkat yang lebih tinggi. Bergerak dari suatu ide ke ide yang lain untuk mewujudkan kesuksesan atau keberkahan hidup.

Saat gerak kita kebetulan tepat pada yang baik, maka pertahankanlah. Jika masih ada peluang yang lebih baik, maka teruslah bergerak. Dan saat gerak kita kebetulan kena pada yang salah atau buruk, maka bergeraklah jika tidak ingin terjerat pada kesalahan dan keburukan. Tidak semua gerakan kita pas tepat pada yang baik, meski sebelum bergerak kita sudah mengatur gerakan kita dan niat kita pun bergerak pada arah yang baik. Demikian pun yang diajari matahari, pagi hari ia begitu hangat, tapi di siang hari panasnya menyengat, tapi di sore hari ia kembali memberikan kesejukan hingga malam tiba. Hal itu tidak lain pasti karena ia terus bergerak.

(Gus Tama)

Like this Article? Share it!

Leave A Response

Translate »