ASWAJADEWATA.COM |
Saat ini kesadaran masyarakat untuk memilah sampah dari rumah masih sangat rendah, sementara produsen sampah terbesar adalah dari sampah rumah tangga. Jumlahnya sekitar 27,7% dari komposisi sampah yang terbuang. Permasalahan ini tidak dapat diselesaikan hanya melalui pendekatan teknis saja, namun perlu juga dilakukan pendekatan baru, seperti melalui pendekatan keagamaan.
Dalam upaya menggerakkan pengelolaan sampah berbasis masyarakat, masjid dan majelis taklim dapat menjadi instrumen penting dan basis penguatan gerakan tersebut.
Sosialisasi Gerakan Sedekah Sampah LPLH-SDA MUI Bali
Ketua bidang Pengembangan, Lembaga Pemuliaan & lingkungan hidup dan Sumber Daya Alam (LPLH-SDA) Majelis Ulama Indonesia Prov. Bali, Bambang Haryono mengatakan “Masjid dan Majelis taklim perlu bekerja sama dalam kegiatan dakwah bil lisan (verbal) dan bil hal (aksi) yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan guna mendorong jamaah dan masyarakat sekitar untuk mengurangi, memanfaatkan, serta menangani sampah secara terpadu”.
Penanganan sampah terpadu ini merupakan refleksi ketaqwaan melalui peningkatan kesalehan pribadi, sosial dan alam, sekaligus cerminan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil allamiin).
Upaya praktis telah berjalan di Musholla Baitul Mukminin, desa Panjer, Denpasar Selatan. Salah satu aktifitas peduli lingkungannya adalah penyediaan tempat shodaqoh minyak Jelantah (Mijel). Muslimat dan jamaah Masjid telah aktif menyetor minyak sisa penggorengan mereka ke jiregen mijel yang telah tersedia.
Dengan mengumpulkan mijel berarti kita menyelamatkan lingkungan kita dan kesehatan masyarakat.
Kelompok Organisasi Wanita Islam Bali dari wilayah Denpasar Barat, yang dipimpin Darmiyati Ratna, membawa sekitar 15 liter mijel. “Kami sangat mendukung pengumpulan Mijel ini, karena akan menyelamatkan lingkungan dan kesehatan masyarakat kedepannya” ujar Darmiyati.
Kelompok ini mengadakan studi banding mengenai usaha UKM dilingkungan musholla, penanganan Mijel, juga Shodaqoh barang-barang bekas yang masih layak pakai.
Hasil penjualannya akan bernilai tabungan akherat, karena akan digunakan untuk kebutuhan mushollah dan kesejahteraan umat sekitar Musholla.
Saat ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), LPLH MUI dan G20 2022, memiliki program Gradasi (Gerakan Sedekah Sampah Indonesia) dengan berbasis Majelis Taklim (MT). Jumlah MT di seluruh Indonesia saat ini ada sekitar 360 ribu MT, dimana pola pikir, sikap, perilaku dan budaya jamaah Majelis Taklim ikut menentukan kemajuan peradaban bangsa kedepan.
Bila MT dilibatkan dalam pemeliharaan dan pemuliaan lingkungan yang sehat, bersih, indah dan nyaman serta implementasinya melalui gerakan sedekah sampah, pastinya akan membawa perubahan besar pada penyelamatan lingkungan kita.
Seluruh MT yang ada di Denpasar dan seluruh Bali diharapkan dengan sangat untuk ikut serta pada program ini, dan dapat menghubungi LPLH-SDA, MUI Prov. Bali, (WA: 0812 3927 655, 0858 8141 6472).
Kontributor: Adrid Indaryanto
Editor: Dadie W. Prasetyoadi