ASWAJADEWATA.COM
Sungguh sangat disayangkan bagi sebagian pelaku media sosial yang dengan mudah menyandingkan Gus Baha’ dengan ustadz-ustadz yang tidak negrti kitab. Mungkin tujuannya untuk menginformasikan bahwa pendapat ustadz minhum tidak benar dan pendapat dari Gus Baha’ yang benar karena memang berdasarkan kitab rujukan.
Entah siapa yang membuat desain gambar atau video dengan menyandingkan Gus Baha’ bersama ustadz minhum. Jika yang membuat dari kelompok minhum, jelas itu sebagai upaya mengangkat ustadz mereka dengan menyantolkan tokoh mereka kepada Gus Baha’. Tetapi jika dari kalangan kita sendiri, sungguh sangat disayangkan.
Perlu diketahui, menyandingkan Gus Baha’ dengan mengambil video penjelasan Gus Baha’ dan digabungkan dengan video ustadz minhum adalah tindakan yang keliru dan fatal. Semisal juga membuat desain gambar menggabungkan foto Gus Baha’ dengan ustadz minhum yang tidak jelas.
Beberapa hal yang harus diketahui dan diperhatikan:
- Menyandingkan Gus Baha’ dengan ustadz minhum secara otomatis kita mengangkat atau menviralkan ustadz yang tidak pantas menjadi rujukan. Ketika ustadz minhum ikut viral karena disandingkan dengan gambar Gus Baha’, maka orang-orang yang melihat atau menontonnya jadi penasaran.
- Menyandingkan Gus Baha’ dengan ustadz minhum secara otomatis juga, kita mengakui keilmuan ustadz minhum. Padahal keilmuannya sama sekali tidak selevel dengan Gus Baha’. Masa’ ilmu yang diperoleh dari hafal satu dalil (dari terjemahan pula) mau disandingkan dengan seorang ‘alim ‘allamah yang hafal Al-Quran dan kitab-kitab ulama? Kata Cak Lontong, mikir!
- Ustadz minhum menyampaikan pendapat yang suka main klaim bid’ah, sesat dan kafir itu memang sengaja disebarkan dengan tujuan agar viral. Kok malah kita ikut menviralkan juga!? Hadehhh
- Ustadz minhum sering juga menyalahkan pendapat ulama kita, tujuannya juga sama, tidak lain agar kita terpancing untuk menonton lalu diviralkan dengan menyandingkan bersama ulama yang menurut kita membantah ustadz minhum.
Jika ingin membantah atau membungkam cangkem elek mereka yang suka berteriak bid’ah, sesat dan kafir, maka cukup kita memperbanyak konten dari ulama kita, semisal Gus Baha’ atau yang lain, yang kelimuannya sangat jelas dari pesantren NU.
Tidak hanya Gus Baha’, tokoh atau ulama yang lain dari kalangan NU, di sosial media berseliweran gambar atau yutub yang menyandingkan dengan ustadz minhum. Memang mereka siapa kok sampai disandingkan dengan ulama kita yang keilmuannya jauh. Terutama akhlak dala menyampaikan ilmu sungguh jauh.
Jangan-jangan ustadz mihum semakin viral itu karena ulah kita yang suka menyandingkan lalu dishare di semua akun media sosial. Jika tujuannya untuk membungkan pendapat mereka yang suka menuduh dan menyalahkan, cukuplah menyebarkan secara massif konten dari kiai atau ulama kita yang keilmuannya sudah jelas.
Oleh: Gus Tama