ASWAJADEWATA.COM
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj mengatakan, penting sekali bagi para aktivis Muslimat NU untuk terus berdakwah. Intinya, tidak boleh berhenti dalam menapaki jalan mulia itu.
“Jangan surut berdakwah. Kitalah pembawa suara kebenaran,” tegas Kiai Said saat didaulat berbicara dalam Webinar Series tentang ‘Strategi Dakwah di Masa Transisi New Normal dan Peluncuran Program Dakwah Virtual 2020’ yang diinisiasi PP Muslimat NU, Kamis (9/7).
Kiai asal Kempek Cirebon ini menambahkan, kebenaran Islam ada dalam tiga orinisinalitas. Di antaranya, akidah yang orisinil dari Rasulullah Muhammad SAW sampai hari kiamat nanti.
“Rukun iman kita dari zaman dulu sampai besok hari kiamat akan tetap sama. Kita tidak boleh ragu, akidah kita sempurna dan orisinil, serta utuh sejak zaman Nabi Muhammad SAW,” tandasnya.
Selain itu, menurut Kiai Said, Al-Qur’an tidak pernah berkurang sedikitpun sejak 15 abad yang lalu. Karena dijamin oleh Allah SWT akan dijaga keasliannya. “Al-Qur’an disimpan di dada para penghafal Al-Qur’an,” ujar doktor jebolan Universitas Ummul Quro Makkah Arab Saudi ini.
Selain itu, menurut Kiai Said, orisinalitas Islam lainnya yaitu dalam syariat. Misalnya, shalat, puasa, zakat, dan hajinya orang Islam di seluruh dunia itu sama.
“Orang Islam di Australia, Amerika, Eropa, Asia, Arab, maupun non Arab, semua meyakini bahwa Ramadhan wajib untuk berpuasa. Meyakini bahwa haji itu ada thawaf dan sa’i. Seluruh umat Islam di dunia meyakini sama tentang kewajiban-kewajiban tersebut,” jelasnya.
Prinsip-prinsip akhlak, lanjut Kiai Said, juga menjadi orisinalitas agama Islam. Dengan menganut akhlak yang dicontohkan Rasulullah SAW yang mengutamakan prinsip keseimbangan dalam menjaganya.
“Kita tidak boleh mementingkan urusan dunia dan melalaikan urusan akhirat. Begitupun sebaliknya. Itulah akhlak Islam sempurna yang dicontohkan Rasulullah SAW,” terang Guru Besar Ilmu Tasawuf UIN Sunan Ampel Surabaya ini.
Kiai Said menegaskan, harus ada yang membidangi dalam hal dakwah dengan berbagai cara yang harus diwujudkan oleh NU. “NU harus menguasai teknologi dan media sosial. Kita harus yakin, keagamaan yang kita ikuti benar. Harus ada lembaga untuk dakwah dan bisa menyampaikan dengan benar,” tuturnya.
Jika sudah ada yang siap berdakwah, lanjut dia, maka harus mengajak umat dengan berbagai cara. Jika sekarang teknologi sudah maju, kita harus pakai itu. “Innallaha ma’ana. Allah akan selalu bersama kita, selama kita mau berdakwah dengan benar. Jangan putus asa ataupun minder,” pungkasnya. (NU Online)