ASWAJADEWATA.COM | DENPASAR
Bertempat di Aula STIKOM Denpasar, ICMI Bali menggelar Seminar Nasional dalam rangkaian acara pelantikan MKPDS dan PUSPINEBT ICMI ORWIL Bali, Minggu (1/9/2024).
Mengusung tema “Optimalisasi Kawasan Energi Terbarukan Untuk Pariwisata, Ekonomi Berkelanjutan, Strategi Tantangan dan Peluang”, acara ini bertujuan untuk memperkuat organisasi, memperluas jaringan, dan meningkatkan kinerja dalam mencapai misi sebagai salah satu upaya mengembangkan Batom dari ICMI Orwil Bali.
Sejumlah tokoh ICMI Pusat dan Forkompinda Bali terlihat hadir dalam acara tersebut bersama sekitar 350 orang undangan baik anggota ICMI Bali maupun dari organisasi eksternal lain. Diantaranya PJ Bupati Badung yang diwakili oleh I Wayan Serinah S.Sos selaku Kadis Perindustrian dan Tenaga Kerja, Ketua MUI Bali, dan Ketua FKUB Provinsi Bali.
Selaku Ketua Panitia dalam kegiatan ini, Ir. Hj. Nimmi Ghulam, S.A.G yang juga menjabat Wakil Ketua 3 ICMI ORWIL Bali mengungkapkan bahwa acara ini adalah program perdana di tahun 2024 dari Wakil 3 Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi ICMI Bali melibatkan kolaborasi ICMI Denpasar bersama ICMI Badung.
Secara umum dikatakan oleh Hj. Nimmi bahwa seminar tersebut membahas tentang perencanaan enerji khususnya bagaimana melakukan integrasi dari berbagai teknologi dan optimalisasinya dalam peningkatan pariwisata di Bali.
“Inovasi dan teknologi memainkan peran penting dalam pariwisata berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi dampak lingkungan, serta meningkatkankunjungan wisatawan,” jelasnya.
“Dari sana diharapkan akan tumbuhnya ekonomi masyarakat dan ketahanan pangan,” imbuh Hj. Nimmi.
Setelah sambutan ketua panitia, berturut-turut acara dilanjutkan dengan sambutan dari perwakilan Dewan ICMI ORWIL Bali H. Bambang Santoso, MA, Ketua ICMI ORWIL Bali Hj. Farida Hanum M.Si, Ketum MPP ICMI Prof. Dr. Arif Satria, dan sambutan PJ Gubernur Bali yang disampaikan oleh SM. Mahendra Jaya sekaligus membuka acara.
Seminar ini dibagi menjadi 3 sesi yaitu; Sesi 1 dengan narasumber Trisno Nugroho yang juga adalah anggota dewan pakar ICMI ORWIL Bali yang memaparkan tema Term of Reference (ToR) “Optimalisasi Kawasan Energi Terbarukan untuk Pariwisata Ekonomi Berkelanjutan”. Disini Trisno menjelaskan bahwa Strategi Tantangan dan Pariwisata berkelanjutan sangat penting dalam menjaga lingkungan dan keberlanjutan di era sekarang.
Trisno juga mengungkapkan bahwa konsep Quality and Sustainable Tourism dapat meningkatkan daya tarik pariwisata dengan memanfaatkan energi terbarukan. Beberapa destinasi wisata di Indonesia sudah menggunakan energi terbarukan, seperti panel surya dan pembangkit listrik tenaga ganda.
Selanjutnya di Sesi 2 diisi oleh Direktur CIDES ICMI, Prof. Andi Faisal Bakti, M.A., Ph.D. Menurutnya, strategi optimalisasi energi terbarukan untuk pariwisata termasuk integrasi ke infrastruktur, pengembangan produk wisata berbasis energi terbarukan, edukasi masyarakat, pemberdayaan, kerjasama antar sektor, pembangunan infrastruktur energi, dan peningkatan investasi. Langkah ini dapat mengarah pada kemandirian energi dan ekonomi yang berkelanjutan.
Sesi 3 sebagai sesi terakhir dibawakan oleh Direktur BPP PUSPINEBT ICMI, Irwanuddin H.I. Kulla membahas tentang Optimalisasi Pengelolaan Energi Hijau Berbasis Maritim di Kawasan Wisata Kepulauan Menghadapi Perubahan Iklim.
Menurut Irwanuddin, kebutuhan energi dalam waktu dekat (25 tahun ke depan) tidak dapat dipenuhi oleh cadangan energi yang ada saat ini. “Dengan kata lain, masalah energi akan menjadi perhatian utama bagi konsumen, bisnis, dan pemerintah seiring dengan berkurangnya cadangan yang ada dan meningkatnya permintaan akan infrastruktur energi,” katanya.
Masalah energi akan mewarnai politik, transportasi, pelayanan kesehatan, keamanan, dan sektor lainnya, seiring dengan meningkatnya harga dan ketersediaan energi.
“Sehingga diperlukan tindakan guna meningkatkan keberlanjutan ekonomi. Seperti, dengan mengadopsi teknologi energi hijau. Kawasan pariwisata dapat menarik wisatawan yang sadar lingkungan, meningkatkan citra positif, dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor energi terbarukan,” jelas Irwanuddin.
Penulis: Dadie W. Prasetyoadi