Ustaz Muda Asal Bali ini Belikan Hewan Qurban dari Hasil “Salam Tempel” Setahun

Facebook
X
WhatsApp
Telegram
Email

ASWAJADEWATA.COM | DENPASAR

Kang Muh, sapaan Ustaz Muda Asal Bali ini kumpulkan hasil “salam tempel” selama setahun untuk membeli hewan Qurban. Salam tempel yang dimaksud adalah bisyaroh saat dirinya diminta untuk mengisi kultum, khutbah, tahlilan, aqiqah maupun acara-acara keislaman lainya.

Saat dimintai keterangan oleh wartawan Aswaja Dewata, pria yang bernama lengkap Muhammad Muhlisin tersebut, mengaku tidak menyangka jika salam tempel yang ia kumpulkan selama kurang lebih satu tahun ternyata bisa untuk membeli hewan Qurban. Kang Muh, berharap salam tempel tersebut akan membawa manfaat bagi sesama.

“Awalnya saya tidak ada niat apapun, pokoknya setiap dapat bisyaroh saya kumpulkan saja dan insyaAllah kelak akan bermanfaat,” tuturnya.

Salam tempel yang Kang Muh terima isinya bervariatif mulai dari 50 ribu rupiah hingga 400 ribu rupiah. Kang Muh sendiri tidak pernah meminta namun juga tidak menolak. Karena khawatir penolakan itu akan menyakiti hati Sohibul hajat. Sehingga ia memilih untuk mengumpulkan setiap amplop yang dia terima.

“Setiap orang minta tolong (untuk mengisi kultum, khotib, mimpin tahlilan dan lain-lain) selama saya bisa maka saya akan menyanggupinya. Saya juga tidak berharap apapun karena niat saya membantu bukan cari sesuatu,” terangnya.

Sebelum menerima undangan biasanya Kang Muh melihat dulu tempat tinggal dan lingkungan sekitarnya. Setelah itu, dia  akan memutuskan bisa atau tidaknya menghadiri undangan tersebut.

“Semisal ada undangan dari tempat A, lalu ternyata di daerah sana sudah ada ustaznya maka biasanya saya sarankan Sohibul hajat untuk minta tolong ke ustaz tersebut namun jika memang sulit mencari ustaz, maka tempat itu yang saya utamakan,” kata Kang Muh.

Selain panggilan jiwa, membantu jamaah merupakan bagian dari tugasnya sebagai Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Denpasar Selatan. Kang Muh juga menjadikan kegiatan tersebut sebagai media pembelajaran bagi dirinya untuk mengabdi kepada masyarakat.

Saat ditanya mengenai ide berkurban, kang Muh mengaku terinspirasi dari KH. Anwar Zahid yang setiap menerima bisyaroh digunakan untuk membangun pondok pesantren gratis. Hingga kini pondok tersebut telah memiliki 2000 santri tanpa dipungut biaya apapun.

“Pinginnya seperti KH. Anwar Zahid, tapi saya bukan da’i kondang jadi hasilnya baru cukup untuk satu hewan Qurban. Alhamdulillah..,” jawabnya sambil tertawa.

Rencananya hewan qurban tersebut akan disalurkan ke Jawa Tengah tepatnya di Desa Beji, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali tanah kelahirannya. 

“Intinya dari umat untuk umat yang lebih membutuhkan. Semoga Bermanfaat, Aamiin” tandasnya.

Penulis: M. Ihyaul Fikro’

diunggah oleh:

Picture of Dadie W Prasetyoadi

Dadie W Prasetyoadi

ADMIN ASWAJA DEWATA

artikel terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »