ASWAJADEWATA.COM | BULELENG
Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) Banser Angkatan Ke 2 di Buleleng berjalan sukses. Kegiatan yang dilaksanakan pada 2-4 September 2022 memberikan banyak bekas pengalaman bagi 117 peserta. Bukan hanya soal penempaan fisik dan pengetahuan, tapi juga hikmah perjalanan dari para ulama pendiri NU.
Paling tidak, ini terlihat dari konsep pembaretan melalui caraka malam di malam terakhir. Konsepnya, mengambil sejarah dari Kyai As’ad Syamsul Arifin yang diberikan tugas penyampai amanat Kyai Kholil Bangkalan ke Kyai Hasyim Asy’ari Tebuireng.
Peserta dibagi menjadi 12 Regu. Setiap regu diberikan tongkat yang diikatkan bendera dan surat amanat yang dimasukkan dalam botol. Mereka berjalan mengelilingi medan yang telah disiapkan panitia.
Penekanan yang diberikan kepada setiap regu adalah untuk menjaga dua amanat itu sampai ke titik akhir. Dalam perjalanan, mereka akan digoda atau direbut oleh tim yang telah disiapkan, untuk menguji sejauh mana para peserta menjaga amanat yang diberikan.
“Konsep ini kita pakai, terispirasi dari Kyai As’ad yang teguh pendirian menjaga amanah meski banyak cobaan dalam perjalanan beliau dari Bangkalan ke Tebuireng Jombang,” ujar Ketua PC GP Ansor Buleleng, Abdul Karim Abraham.
Caraka Malam ini merupakan penentu kelulusan peserta Diklatsar yang dilalui dengan medan yang cukup berat. Regu peserta yang dimulai diberangkat pukul 00.30 dini hari, baru datang ke lokasi finis pukul 07.15 pagi.
Sebelum sesi terakhir, panitia menghadirkan beberapa narasumber untuk memberikan materi, diantaranya Rois Syuriah PCNU Buleleng, Wakil Ketua PW GP Ansor Bali, Kasatkorwil Banser Bali, Kepala Kemenag Buleleng, Tim Polres Buleleng, BPBD, Tim SAR dan PMI.
Penulis: Baidowi | Editor: Dadie W. Prasetyoadi
