ASWAJADEWATA.COM – Pengumuman yang dikeluarkan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berdasarkan rukyatul-hilal bil fi’il di beberapa lokasi oleh Tim Rukyatul Hilal PBNU yang belum berhasil melihat Hilal (3/6), sehingga digenapkannya umur bulan Ramadhan 1440H adalah 30 hari (Istikmal). Maka sesuai pendapat Al Madzahibul Arba’ah (4 Madzhab), PBNU dengan ini mengikhbarkan/memberitahukan melalui surat edaran resmi via online bahwa awal Bulan Syawal 1440H jatuh pada hari rabu 5 Juni 2019.
Seiring pengumuman tersebut, maka pada tahun ini masyarakat muslim Indonesia akan merayakan hari raya Idul Fitri secara serentak menyusul pemberitahuan dari PP Muhammadiyah sebelumnya yang menyatakan hari yang sama berdasar hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Masyarakat menyambut gembira keputusan yang dikeluarkan dua ormas Islam terbesar di Indonesia ini. Begitu pula menurut pantauan Aswajadewata.com di daerah Jawa Tengah khususnya Solo dan kota-kota di sekitarnya. Terlihat geliat warga dalam menyambut datangnya hari raya Idul Fitri tahun ini terasa lebih teratur dan nyaman, walaupun hotel, tempat-tempat perbelanjaan, dan pasar-pasar tradisional dipadati pengunjung dan wisatawan seperti biasanya saat jelang Lebaran.
Lalu lintas di pusat kota yang juga terkenal dengan wisata kulinernya ini tidak semacet tahun-tahun sebelumnya, jalanan kota Solo meskipun padat tapi tak terlihat kemacetan yang berarti. Ini disebabkan karena telah beroperasinya seluruh ruas-ruas jalan tol yang menghubungkan kota-kota tujuan arus mudik di Jawa tengah, seperti Semarang, Boyolali, Salatiga, Sragen, dan Ngawi. Dimana sebelumnya jalur yang menghubungkan kota-kota tersebut harus melalui jalanan kota Solo dan mengakibatkan penumpukan arus lalu lintas di pusat kota. Belum lagi ditopang pembangunan beberapa Fly Over di kota ini yang sepenuhnya telah tuntas dan bisa digunakan seluruh warga.
Alhasil hal tersebut secara nyata mempengaruhi suasana mudik Lebaran tahun ini, jauh dari kesan ruwet dan melelahkan, serta secara signifikan mengurangi timbulnya masalah-masalah sosial seputar tradisi mudik Lebaran. (dad)
