Perempuan Dengan Segala Kemuliaan dan Ketangguhannya

Facebook
X
WhatsApp
Telegram
Email

ASWAJADEWATA.COM |

Oleh: Faris Wahyu

Tidak seorangpun tidak tertarik hatinya dengan seorang perempuan (Prof Quraish Shihab)

Disclaimer tulisan ini saya buat atas dasar opini pribadi berdasarkan data yang saya kumpulkan untuk mengerti tentang betapa tangguh dan mulianya seorang perempuan.

Sering kali kita mendengar bahwa kita harus memuliakan seorang perempuan. Lalu apa alasan kita harus memuliakan seorang perempuan ?

Tentu jika berbicara memuliakan seorang perempuan kita akan mengingat seorang Ibu dengan kasihnya yang tak terhingga sepanjang masa. “Alasan dasar dalam perspektif Islam memuliakan perempuan adalah dengan sebab manusia membutuhkan perempuan dimana perempuan memiiliki tugas mengasuh dan mendidik manusia dan apabila jika tidak ada perempuan maka tidak akan ada generasi dan Pendidikan yang baik,” jelas Prof Quraish Shihab dalam Podcast Shihab n Shihab yang membahas tentang memuliakan perempuan.

Kemudian perempuan atau Ibu dalam Islam diberikan hak tiga kali lipat hak Ayah yang sering kita dengar dengan kata-kata “Ibumu, Ibumu, Ibumu, Ayahmu”. Hal ini sangat bisa menjadi dasar bagaimana seorang perempuan memang selayaknya kita muliakan mengingat perjuangan Ibu sangat berat dalam mengandung dan melahirkan kita dibanding perjuangan seorang ayah.

Berbicara perempuan saat ini tentunya identik dengan kesetaraan penulis ambil 2 peristiwa yang pernah terjadi.

Pernah terjadi di Negara-Negara Eropa membahas apakah perempuan memiliki jiwa atau tidak ?, apakah jiwa seorang perempuan sama seperti jiwa manusia atau tidak ?.

Dan di Inggris sampai akhir abad 20 perempuan belum memiliki hak untuk memiliki harta benda dan jika ingin membuat rekening di Bank harus dengan seizin suaminya.

Hal di atas tentu bertentangan dengan jelas terhadap apa yang termaktub dalam Al Qur’an. Secara jelas Al Qur’an menyebutkan persamaan laki-laki dan perempuan dalam kemanusiaannya, persamaan dalam kewajibannya bahwa perempuan dan laki-laki adalah setara dan memiliki hak yang sama dengan laki-laki.

Hanya saja masih banyak beberapa oknum yang salah dalam menafsirkan beberapa yang sudah di Nash dalam Al Qur’an, salah satunya perihal memukul perempuan. Banyak oknum yang kemudian menjadikan ini sebagai alasan untuk melakukan hal yang hina tersebut. Padahal dalam memukul perempuan ada ketentuan dimana kesalahan tersebut sudah melewati batas.

Dalam hal ini Prof Quraish Shihab menjelaskan makna dari kata memukul dalam artian yang sangat halus beliau menganalogikan kata memukul tidaklah seperti yang kita pahami saat ini dalam konteks kekerasan. “Berjalan diatas bumi pun sering dibahasakan dengan memukul-mukul Bumi, berbicara dengan seorang anak pun sering dibahasakan dengan memukul-mukul telinga nya”.

Dari pembahasan diatas dapat kita lihat bagaimana Islam dalam memandang seorang perempuan dengan penuh kelembutan dan kemuliaan.

Suri tauladan kita semua Baginda Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang sangat romantis dan sangat memuliakan seorang perempuan. Dikisahkan dalam sebuah cerita Ketika Nabi dan salah seorang istrinya ingin menaiki seekor unta yang dimana walaupun unta tersebut sudah duduk, istrinya belum mampu untuk naik, kemudian Nabi membungkuk meletakkan punggungnya dan berkata, “Injak punggung saya agar kamu bisa naik ke unta ini.”

Itu hanya salah satu dari keromantisan Baginda Nabi Muhammad SAW dan masih banyak hal romantis yang patut kita jadikan teladan dalam memandang seorang perempuan.

Logika sederhana tentang pentingnya perempuan dari Nawal As-Sa’dawi seorang penulis feminis, aktivis, dokter, dan psikiater Mesir. Tentang mengapa perempuan harus dibela dan nilai pentingnya

“Woman A Half of The Society You Cannot Have A Revolution Without Woman”

“You Cannot Have A Democracy Without Woman You Cannot Have A Equality Without Woman”

“You Can’t Have Anything Without Woman”

Apapun cita-cita besar kita tidak akan mungkin tercapai tanpa melibatkan perempuan, karena perempuan adalah bagian dari diri kita. Jadi tidak mungkin kita tidak melibatkan perempuan karena perempuan itu setengah dari masyarakat, tanpa perempuan masyarakat kita nilainya baru 50 persen.

Sekarang bayangkan jika perempuan dianggap off dalam kehidupan yang akan terjadi adalah jalan-jalan, mall, tempat wisata akan sepi, Pemilu dan Pilkada tanpa perempuan tidak akan berjalan, Pendidikan akan hancur jika perempuan tidak melibatkan diri.

Perempuan memiliki emosi yang lebih tinggi dari laki-laki karena perempuan bertugas untuk mengasuh dan mendidik dengan penuh perasaan, Perempuan memiliki kualitas momong (Mengasuh), Momong itu tidak mudah, momong tidak selalu momong balita, kehidupan ini butuh momong. Untuk bisa momong dibutuhkan kekuatan, ilmu, ketangguhan, kesadaran. Orang yang tidak sabaran, tidak kuat, tidak Tangguh tidak akan mampu untuk melakukan momong tersebut.

Seorang penyair terkenal asal Lebanon-Amerika Khalil Gibran membuat sajak tentang ketangguhan hati seorang perempuan yang sudah diartikan dalam Bahasa Indonesia.

“Hati seorang perempuan tak akan berubah oleh waktu dan musim bahkan jika mati, hati itu abadi tak akan hilang tersisih”

“Hati seorang perempuan laksana sebidang lahan yang berubah menjadi medan pertempuran”

“Sesudah pohon-pohon ditumbangkan dan rerumputan terbakar”

“Dan batu batu karang memerah oleh darah dan bumi ditanami tengkorak dan tulang belulang”

“Dia akan tenang dan diam seolah-olah tidak sesuatupun terjadi”

“Karena musim semi dan gugur datang pada waktunya dan memulai pekerjaannya”

Ketangguhan dan Kemuliaan seorang perempuan tidak perlu kita ragukan, seorang perempuan dapat tenang seolah tidak terjadi sesuatupun padahal dibalik itu semua ia merasakan begitu banyak permasalahan dan beban yang begitu berat sebab ketangguhannya perempuan mampu membuat sekelilingnya menjadi ikut tenang.

Begitulah kiranya jika kita membahas tentang betapa mulia dan tangguh nya perempuan tentu tulisan diatas masih belum cukup untuk mengerti tentang perempuan, harapannya dengan tulisan ini kita dapat mengerti bahwa perempuan adalah bagian dari kita. Laki-laki membutuhkan Perempuan dan Perempuan Membutuhkan Laki-laki. Laki-laki tanpa Perempuan ibaratkan Biduk tanpa Sungai, Malam tanpa Rembulan, Gitar tanpa Senar.

Akhir kata

Tidak ada yang menghina perempuan kecuali orang yang hina dan tidak ada yang memuliakan perempuan kecuali orang yang mulia.

diunggah oleh:

Picture of Dadie W Prasetyoadi

Dadie W Prasetyoadi

ADMIN ASWAJA DEWATA

artikel terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »