ASWAJADEWATA.COM | JAKARTA
Menyambut puncak Harlah ke-94 NU tanggal 31 Januari, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengadakan “NU Social Media Gathering”. Kegiatan yang melibatkan pegiat media online ini dibagi menjadi dua sesi yang sama pentingnya, dikemas dalam ekosistem NU Connect.
Pada kesempatan tersebut, Ketum PBNU KH. Said Aqil Siradj sebagai keynote speaker menyatakan bahwa banyaknya jumlah warga NU juga harus didukung dengan kemampuan penguasaan teknologi digital. Sebab tanpa itu, maka hanya akan dimainkan oleh kelompok-kelompok tertentu.
“Kita gelem gak gelem (mau gak mau) harus pegang iPhone, harus pegang IT. Mudah-mudahan kita bisa menguasainya, mengendalikan, mewarnai. Jangan sampai kita malah dikuasai, dikendalikan, diwarnai, diatur (oleh teknologi digital dan medsos),” kata Kiai Said
Sebelumnya, dalam sambutan pembukaan, Helmi Faishal Zaini selaku Sekjen PBNU menjelaskan peran NU Connect sebagai inisiator acara tersebut.
“NU Connect memiliki gagasan untuk melakukan sinergi dan kolaborasi sekaligus pemberdayaan potensi-potensi organisasi melalui sarana digital. Sementara ini terlibat didalamnya yaitu, NUCash, NUJek, dan Kesan, selain melibatkan media-media arus utama Nahdlatul Ulama, NU Online, NU Channel, dan 164 Channel termasuk sosial media yang dimiliki NU,” jelas Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini.
Kegiatan Social Media NU Gathering ini mengundang para pegiat media sosial NU yang tersebar di banyak daerah. Selain silaturahmi, diharapkan kegiatan ini juga dapat mendorong para pegiat media sosial NU untuk terus mengembangkan kreatifitasnya dalam menyampaikan prinsip-prinsip Islam yang Moderat dan Ramah.
“”Mari kita hidupkan dalam satu nafas, dari NU, oleh NU, untuk peradaban dunia,” pungkas Helmi yang juga adalah Pengawas NU Connect.
Acara ini selain diisi oleh narasumber dari jajaran ketua dan wakil ketua PBNU, juga pegiat media NU seperti Savic Ali, Pelaksana NU Cash H Muhammad Said Aqil, CEO Kesan Hamdan Hamedan, CEO NUjek Moch Ghozali, dan Founder Alvara Research Center Hasanuddin Ali.
Penulis: Dadie W. Prasetyoadi
Editor: Abdul Karim Abraham
