ASWAJADEWATA.COM |
Kisah Abu Nawas memang melegenda, terlebih syair Ilahilastulil Firdaus atau Al I’tirof yang dinisbatkan kepadanya. Ada sebuah kisah tentang Abu Nawas saat ia ingin menikah.
Saat masih bujangan, Abu Nawas seperti para pemuda lainnya, ia juga ingin mendapatkan jodoh dan menikah. Suatu ketika Abu Nawas sangat tergila-gila pada seorang wanita. Wanita itu sangat cantik, dan termasuk wanita ahli ibadah.
Abu Nawas ingin memperistri wanita shalihah tersebut. Cintanya yang begitu membara, ia pun berdo’a dengan khusyuk kepada Allah
Berikut doa yang dipanjatkan Abu Nawas
Ya Allah, jika memang gadis baik itu untuk saya, dekatkanlah kepadaku. Tetapi jika memang menurutmu ia tidak baik untukku, tolong Ya Allah, sekali lagi tolong, pertimbangkan lagi ya Allah,
Tak lupa Abu Nawas berdo’a seraya menyebut mana sang gadis, dan terkesan memaksa kehendak Allah. Abu Nawas memanjatkan doa itu setiap selesai sholat lima waktu. Berjalan lebih 3 bulan Abu Nawas merasa tidak ada tanda-tanda doanya dikabulkan oleh Allah, ia pun intropeksi diri. “Mungkin Allah tak mengabulkan doaku karena aku kurang pasrah atas pilihan jodohku”, Kata Abu Nawas dalam hatinya.
Abu Nawas pun bermunajat kembali, namun ia merubah strategi doanya. Kali ini doanya tidak menyebutkan nama sang gadis, apalagi sampai memaksa seperti doa sebelumnya.
“Ya Allah berikanlah istri yang terbaik untukku”, begitu doa yang Abu Nawas panjatkan.
Berbulan-bulan Abu Nawas memohon kepada Allah, namun Allah tak kunjung mendekatkan Abu Nawas dengan gadis pujaannya. Bahkan Abu Nawas pun juga tidak dipertemukan dengan wanita yang mau diperistri. Ia mulai khawatir, takut menjadi bujangan tua lapuk dimakan usia.
Bukan Abu Nawas jika tidak cerdas, ia pun mencari cara agar doanya bisa cepat terkabul. Tak kehabisan akal, Abu Nawas merasa perlu sedikit diplomatis dengan Allah, ia pun mengubah doanya
Ya Allah, kini aku tidak minta lagi untuk diriku, Aku hanya minta wanita sebagai menantu ibuku yang sudah tua dan sangat aku cintai Ya Allah. Sekali lagi bukan untukku Ya Allah. Maka berikanlah ia menantu.
Dasar Abu Nawas, pakai membawa nama ibunya segala, padahal permintaannya itu tetap untuk dirinya. Allah maha tahu, tidak perlu dipolitisir. Mungkin karena keikhlasan dan keluguan Abu Nawas, akhirnya Allah menjawab doanya. Allah menakdirkan wanita cantik dan shalilah itu menjadi istri Abu Nawas.
(Asyhari)