ASWAJADEWATA.COM | DENPASAR
Ada yang menarik dari gelaran Konferensi Wilayah PWNU Provinsi Bali yang diadakan di Harris Hotel jl. Cokroaminoto, Denpasar hari Minggu (6/7).
Sekelompok pria dan beberapa wanita berseragam hitam lengkap dengan dasi merahnya terlihat sibuk mengamankan para tamu yang hadir di acara itu. Mereka berpenampilan mirip Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Hanya bedanya, mereka mengenakan kopiah hitam dan terlihat rapi dan gagah. Mereka adalah anggota Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa Bali.
Asy’ari Muslih selaku Ketua Pagar Nusa Wilayah Provinsi Bali menyampaikan, bahwa memang anggota Pagar Nusa Bali, juga memiliki baju silat tapi baju itu hanya dipakai untuk latihan silat. Namun, bila ada acara besar secara prosedur pakaiannya seperti itu.
“Kalau untuk (latihan) silat sebenarnya namanya baju seragam silat. Kalau saat pengamanan secara tradisi kita Pagar Nusa, di ring satu dan dua menggunakan pakaian khusus seperti yang terlihat saat ini. Kita, memakai kemeja dan ada pin-nya ini namanya pasukan inti. Di dalam Pagar Nusa sendiri ada namanya pasukan inti,” kata Asy’ari, di sela acara.
“Mereka inilah yang bertugas untuk mengamankan jalannya acara, mengamankan langsung kiai, Ulama NU,” imbuhya.
Asy’ari juga menerangkan, bahwa Pagar Nusa sebagai salah satu badan otonom Nahdlatul Ulama (NU) memiliki misi mengembangkan, melestarikan dan menjaga seni budaya dan bela diri pencak silat.
Pagar Nusa yang menaungi seluruh perguruan silat di lingkungan Nahdlatul ulama didirikan di pesantren Lirboyo, Kediri, Jatim pada 3 Januari 1986 oleh KH. Abdullah Maksum Jauhari (Gus Maksum) atas permintaan para kiai. Dalam hirarkinya aturan secara formal memiliki tugas sebagaimana namanya, menjadi benteng ulama.
“Yaitu, pagarnya NU dan bangsa membentengi NU dan ulama bangsa ini.
Secara khususnya, dengan adanya berbagai macam kegiatan-kegiatan program, terlebih lagi itu memang dalam koridor NU, kita juga ikut serta berperan aktif untuk menjaga program tersebut. Ini sebagai salah satu program turunan Pagar Nusa,” jelasnya.
“Saya berharap, dengan kita diberikan amanah untuk menjaga Konferwil ini semakin kuat, semakin kokoh, semakin istiqomah, semakin teguh prinsip kita, untuk menjaga Nadhlatul Ulama berserta apa yang ada di dalamnya, semakin kuat juga pengabdian kita kepada Nahdlatul Ulama,” ujar Asy’ari.
Penulis: Dafi Erlangga
Editor: Dadie W. Prasetyoadi