ASWAJADEWATA.COM | JEMBRANA
Dalam rangka menyambut 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) selenggarakan Halaqoh Fikih Peradaban di 250 titik lokasi. Pondok Pesantren Nurul Ikhlas (Pontren Nuris) menjadi salah satu lokasi diselenggarakan acara yang membicarakan persoalan-persoalan keagamaan dan kaitannya dalam masyarakat ini, Rabu (21/12/2022).
Acara digelar di Gedung Auditorium MAN 3 Jembrana dan mengusung tema “Fikih Siyasah dan Masalah Kaum Minoritas.” Gus Hasbil Ma’ani ketua pelaksana halaqoh menyebut bahwa tema ini diusung mengingat keberadaan Umat Muslim merupakan kaum minoritas di Bali dan penting untuk dibahas demi kemaslahatan bersama.
“Fikih Siyasah dan Masalah Kaum Minoritas menjadi tema yang sangat strategis untuk dikaji. Harapannya, halaqoh ini dapat memberi dampak positif bagi masyarakat Muslim di Bali,” ucapnya.
KH. Fathurrahim, Pengasuh Pontren Nuris, dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi pengingat bersama dimana Umat Muslim harus bisa hidup berdampingan dengan siapapun. Dalam konteks Bali, dengan Umat Hindu sebagai kaum mayoritas.
“Heterogenitas itu merupakan sunatullah. Bagi yang menolaknya, maka termasuk menolak sunatullah. Kita semua diciptakan beragam. Oleh karena itu, kita harus saling mengenal dan perbedaan itu membuat kita semakin indah,” kata Kiai yang juga adalah Ketua STIT Jembrana.
Ia menambahkan bahwa dengan adanya acara nasional ini tentu meyakinkan Kabupaten Jembrana sebagai Kota Pusat Pendidikan Islam Bali.
Menurutnya, terobosan ini dapat memaksimalkan dakwah Islam sekaligus menjadi daya tarik wisata baru di wilayah Bali Barat.
“Jembrana merupakan tempat pesantren pertama di Bali. Apalagi Nahdlatul Ulama (NU) datang pertama kali di kabupaten ini. Maka saya sangat optimis kota ini menjadi Kota Pusat Pendidikan Islam Bali. Semoga, puncaknya Jembrana nanti dapat memiliki Universitas Islam Negeri (UIN) pertama di Bali,” imbuhnya.
Penulis/foto: Efri Arsyad Rizal | Editor: Dadie W. Prasetyoadi
