ASWAJADEWATA.COM – Kalau kita bertanya pada para pelajar agama di masa ini, “Apakah kamu mujassimah?” Hampir dipastikan dia akan menjawab: “Tidak, saya bukan mujassimah”. Ini karena mujassimah disepakati sebagai golongan sesat menyesatkan sehingga kata ini sangat menyakitkan untuk diakui siapa pun saat ini.
Tapi kalau kita bertanya pada mereka pertanyaan berikut:
Apakah yadullah (tangan Allah), ‘ainullah (mata Allah), wajhullah (wajah Allah) dan sebagainya adalah bagian Dzat Allah yang masing-masing berbeda satu sama lain?
Maka banyak dari meraka yang akan menjawab: Ya.
Ketika itu kita tahu bahwa Dzat Allah dalam benak mereka adalah susunan dari bagian-bagian yang lebih kecil yang bernama tangan, mata, wajah dan lain-lain. Itulah yang disebut sebagai akidah tajsim, yakni akidah yang meyakini bahwa Dzat Allah terdiri dari susunan unsur tertentu. Dan, orang seperti itulah yang diistilahkan para ulama sebagai mujassimah. Suka atau tak suka, mengakui atau tidak, mengucap kata “susunan” atau tidak, tapi memang itulah namanya: Mujassimah.
Lalu menurut Ahlussunnah yadullah, ‘ainullah dan sebagainya itu apa? itu adalah sifat Allah yang dikabarkan keberadaannya kepada kita maka kita imani saja. Yang jelas itu pasti bukan unsur-unsur yang menyusun Dzat Allah sebab semua yang tersusun adalah jisim dan semua jisim pastilah makhluk. Lalu apa sebenarnya bila bukan Dzat? Sebagian ulama Aswaja menjawab: Hanya Allah yang tahu hakikatnya dan kita tak perlu membahasnya serta tak dituntut untuk tahu. Ini adalah jawaban ahli tafwidh. Dan sebagian lainnya memaknai dalam arti tertentu yang layak bagi kesucian Allah tergantung dengan konteks ayat atau hadisnya. Mereka ini adalah ahli takwil. Keduanya, baik tafwidh dan takwil adalah pilihan yang benar.
Oleh: Abdul Wahab Ahmad
Artikel ini pertama kali dimuat di Laduni.id