ASWAJADEWATA.COM |
Persoalan kapan kemunculan bahasa pertama kali, telah menjadi topik perdebatan sejak berabad-abad silam. Sudah banyak para peneliti yang mencoba menguak asal muasal bahasa, namun pada akhirnya hanya kebuntuan yang ditemui. Dari hipotesis-hipotesis yang ada, tidak ada satupun yang terbukti apalagi sampai dijadikan acuan secara pasti. Sehingga, perdebatan ini seolah-olah hanya perbantahan soal anggapan-anggapan tanpa bukti.
Memang harus diakui, banyak faktor yang menyebabkan sulitnya penelitian soal bahasa ini dilakukan. Salah satu faktornya adalah banyaknya hipotesis dan teori yang melatarbelakangi kemunculan bahasa. Mulai dari pandangan sejarah, agama, mitologi dan masih banyak lagi.
Contoh kemunculan bahasa dalam mitologi orang-orang Yahudi adalah adanya bahasa Adam. Dilansir dari laman Wikipedia.org; “menurut Yahudi seperti yang tercatat dalam midrashim (cara penelaahan kitab suci) dan beberapa aliran Kristen, bahasa yang digunakan oleh Adam (dan mungkin juga oleh Hawa) di Taman Eden (merupakan Bahasa Ibrani, yang dalam bahasa kita disebut Surga). Ia secara beragam diinterpretasikan sebagai bahasa yang digunakan oleh Tuhan untuk menunjuk kepada Adam (Bahasa Ilahi), atau bahasa yang ditemukan sendiri oleh Adam yang digunakan untuk menamakan semua benda (termasuk Hawa), sebagaimana dalam Kitab Kejadian. Bahasa Adam merupakan leluhur dari semua bahasa yang ada di dunia saat ini. Bahasa ini bertahan hingga sebelum terjadi peristiwa banjir Nabi Nuh. Sesudah banjir, Bahasa Adamik terpecah menjadi banyak bahasa.”
Penjelasan di atas merupakan salah satu dari sekian banyak mitologi yang membahas mengenai kemunculan bahasa pertama kali. Belum lagi ketika asal-usulnya ditarik kepada pembahasan manusia prasejarah, di mana bahasa manusia pertama kali menggunakan suara-suara teriakan, bla… bla… bla… dan seterusnya.
Senada dengan apa yang tertulis di dalam kitab Kejadian, kitab ‘Umdah al-Qari milik Syekh Badruddin al-‘Aini yang menjadi syarah dari kitab Shahih al-Bukhari, beliau juga menjelaskan hal yang sama mengenai bahasa pertama kali yang digunakan Nabi Adam. Mengapa harus bahasa Nabi Adam yang dibahas? Ya, karena Nabi Adam—seperti yang telah kita ketahui, merupakan manusia pertama yang mendiami bumi, tentu bahasa Nabi Adam yang menjadi acuan kemunculan bahasa pertama kali dan menjadi leluhur bahasa-bahasa lain.
Di dalam kitab tersebut, Syekh Badruddin menampilkan perdebatan bahasa apa yang pertama kali Nabi Adam gunakan. Ada yang mengatakan bahwa bahasa yang pertama kali Nabi Adam gunakan adalah Bahasa Suryaniyyah. Ada pula yang mengatakan bahwa bahasa yang digunakan adalah Bahasa Ibrani. Namun demikian, terlepas dari itu semua, sebenarnya Nabi Adam menguasai seluruh bahasa yang digunakan oleh manusia yang ada di bumi. Mungkin termasuk Bahasa Jawa, Madura dan bahasa lain yang ada di Nusantara juga beliau kuasai. Sang Moyang juga menuliskan bahasa-bahasa tersebut di tanah serta bebatuan, sehingga anak keturunannya menemukan dan menggunakan bahasa tersebut. Tidak heran kiranya kalau bahasa yang kita temui di tiap belahan dunia berbeda-beda.
Sejarah panjang bahasa mungkin masih banyak menyisakan tanda tanya. Namun bagaimanapun, kita harus mensyukuri salah satu anugerah Allah ini. Karena selain merupakan anugerah, bahasa adalah bentuk dan bukti kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya. Wallahu a’lam bishawab.
Oleh: Fahmi Rahmanul Hakim | tanwirulafkar.id