ASWAJADEWATA.COM | DENPASAR
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Sains dan Teknologi Nahdlatul Ulama Bali (ISTNUBA) menyelenggarakan acara Forum Grup Diskusi (FGD) dengan mengundang beberapa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dari beberapa kampus yang ada di Bali, Rabu (14/9).
Forum Grup Diskusi yang berlangsung di Wistara Cafe Denpasar ini mengusung tema “Dampak Kenaikan BBM Terhadap Kehidupan Mahasiswa” dihadiri oleh beberapa perwakilan dari Organisasi Intra Kemahasiswaan diantaranya; Sekolah Tinggi Agama Islam Denpasar (STAI Denpasar), Universitas Mahendradata, dan Universitas Mahasaraswati.
Dalam Forum Grup Diskusi ini BEM ISTNUBA juga mengundang Perwakilan dari Organisasi Ekstra Kemahasiswaan lain seperti perwakilan dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Udayana dan Universitas Mahasaraswati, serta Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat STAI Denpasar.
Fahrur Roszy selaku BEM ISTNUBA menyebutkan dalam wawancara yang dilakukan oleh reporter Kominfo ISTNUBA bahwa tujuan diadakan forum ini adalah agar mahasiswa bisa berpikir kritis dan mengaspirasikan suara-suara nya tentang isu – isu yang terjadi pada saat ini.
“Serta menjadikan forum ini untuk menambah wawasan dan berbagi pengetahuan lebih luas antar mahasiswa satu dengan mahasiswa lainnya,” tambahnya.
Forum ini menghadirkan Muhammad Yoga Prabowo, Sales Branch Manager Pertamina Provinsi Bali, dan Iswahyuni, S.P, M.MA selaku Dosen Jurusan Ekonomi Syariah di STAI Denpasar.
Dalam kesempatan itu Yoga Prabowo memaparkan dalam pengantar forum tersebut bahwa terdapat banyak acuan pertimbangan dalam kenaikan harga BBM. Pertama, naiknya harga minyak mentah atau minyak bumi, hal tersebut menyebabkan kurangnya persedian minyak mentah khususnya di negara Indonesia sehingga kegiatan impor minyak harus dilakukan. Yang kedua, pemerintah melalui kementerian keuangan mengungkapkan bahwa anggaran negara sudah tidak dapat menanggung biaya subsidi. Sehingga harga bahan bakar minyak (BBM) harus dinaikkan karna akan membebani APBN ditahun mendatang.
“Tentu dari pihak Pertamina memiliki beberapa solusi untuk membantu meringankan beban masyarakat seperti menerapkan kebijakan Subsidi Tepat dengan mendata masyarakat, sehingga penyaluran BBM tepat sasaran,” paparnya
Kemudian, Iswahyuni menambahkan dengan hasil pengamatannya terhadap bagaimana tipe mahasiswa dalam membiayai kehidupan dan juga pendidikan.
Menurutnya, 3 tipe mahasiswa dalam membiayai kehidupan dan pendidikan adalah Pertama, tipe mahasiswa yang mendapatkan beasiswa pendidikan. Kedua, mahasiswa yang dibiayai oleh orang tua atau wali. Dan yang Ketiga, mahasiswa yang membiayai kehidupan dan pendidikannya sendiri dengan bekerja.
“Lalu bagaimanakah solusi tepat atas kenaikan BBM?,” tanya seorang mahasiswa dalam forum.
Sebab menurutnya, saat ini bahkan diseluruh dunia mengalami kenaikan harga bahan pangan akibat peperangan yang terjadi. Masyarakat khususnya mahasiswa merasakan dampak dari kenaikan harga bahan pokok tersebut.
Yoga mengatakan bahwa solusi dari pertanyaan itu saat ini adalah dengan bekerja sama. Caranya dengan menghemat penggunaan listrik dan BBM, serta menekan pengeluaran yang tidak perlu.
Dirinya lalu menawarkan kepada mahasiwa untuk bekerja sama.
“Terdapat kurang lebih 203 SPBU, dan pangkalan LPG yang diharapkan dapat diurus bersama. kami sangat menunggu inovasi dari mahasiswa dan akan berupaya mewadahinya,” paparnya.
Sesi diskusi berlangsung interaktif antara peserta dengan narasumber untuk menemukan solusi terbaik dalam dampak kenaikan BBM yang dirasakan oleh mahasiswa.
Terkait isu belakangan ini tentang Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang belum pasti kepada siapa ditujukan, salah satu peserta dalam forum tersebut mengatakan, “Pemerintah harus menghitung ulang anggaran BBM tersebut agar diterima oleh kalangan masyarakat dan mahasiswa.”
Pada akhir sesi, Iswahyuni menambahkan atau menyimpulkan solusi kenaikan BBM pada Forum Grup Diskusi tersebut, diantaranya; mahasiswa dituntut untuk kreatif, tidak konsumtif berlebih, serta mengurangi bepergian yang tidak perlu sehingga dapat menghemat BBM.
Penulis/Foto: Anggi Kominfo ISTNUBA | Editor: Dadie W. Prasetyoadi