Wednesday 11th September 2024,

Cerita Ramadhan di Negeri All England

Cerita Ramadhan di Negeri All England
Share it

ASWAJADEWATA.COM | BIRMINGHAM

Oleh: Efri Arsyad Rizal

Berpuasa di negara minoritas muslim, United Kingdom (UK), sudah pasti berbeda dibanding di Indonesia. Suara adzan berkumandang, tadarus Quran yang bisa setiap hari didengarkan melalui pengeras suara masjid, banyaknya varian penjual takjil yang biasa berjualan di pinggir jalan sama sekali tidak ada. Benar, tidak ada. Belum lagi suhu dingin disini yang berkisar di bawah 10 derajat. Beruntungnya, durasi puasa pada musim “spring” ini tidak seperti saat “summer” yang mungkin waktu berbukanya bisa jam 9. Puasa di sini masih hampir normal seperti di Indonesia, waktu subuh sekitar jam 4 dan berbuka sekitar jam 6. Namun menjelang akhir Ramadhan nanti, waktu berbukanya sekitar jam 8. Mengapa bisa sesignifikan itu perbedaannya? Tentu saya bukan ahlinya untuk menjawab. Namun itulah kenyataannya puasa di sini.

Bagi saya, yang hidup di Kampung Islam Kepaon Denpasar Bali, yang merupakan daerah yang (masih) sangat merasakan suasana ramadhan, walaupun dikelilingi umat Hindu, puasa di Inggris menjadi shock culture tersendiri. Mungkin teman-teman saya juga merasakan hal yang sama. Dulu, saya mengira menjadi muslim di Bali sudah sangat berbeda dibanding mereka yang tinggal di Jawa. Tapi, di Inggris Raya ini, kami semua masyarakat muslim Indonesia merasakan hal yang sama. Tidak menjumpai suasana Ramadhan seperti di rumah, di desa-desa. Sebagai tambahan informasi, Birmingham merupakan kota terbesar kedua setelah London. Populasi muslimnya termasuk yang terbesar juga. Tercatat 21.8 % populasi di Birmingham adalah muslim yang berasal dari Turki, India, Pakistan, Bangladesh, dan negara Asia lainnya termasuk Indonesia. (https://www.birmingham.gov.uk/info/50265/supporting_healthier_communities/2436/faith_and_religious_communities/2)

Kembali lagi, bagaimana suasana berpuasa di Inggris?

Buka Puasa Bersama Setiap Hari yang diselenggarakan oleh Islamic Society University of Birmingham

Sebagai mahasiswa muslim, tentu hal yang sangat diidam-idamkan adalah bisa berbuka puasa tanpa mengeluarkan biaya alias gratis. Di University of Birmingham, hal itu bisa dinikmati para mahasiswa, bahkan daftar menu selama sebulan penuh sudah diumumkan di media sosial Islamic Society (@ubisoc), komunitas muslim mahasiswa di kampus. Sehingga kita dapat mengetahui menu apakah yang akan dihidangkan hari ini. Sayangnya saya baru merasakan sekali saja. Alasannya tentu sudah bisa ditebak. Suasana berbuka bersama yang biasanya diadakan di Worship Room, Multifaith Chaplaincy selalu ramai dan sesak. Telat sedikit saja sudah tidak kebagian tempat. Sehingga kalau sudah terlambat datang, mending buka dirumah saja, masak sendiri.

PCI dan Muslimat NU United Kingdom Mengadakan Khataman Qur’an dan Kajian Rutin

Dulu semasa studi di pesantren, khataman Qur’an menjadi rutinitas wajib para santri dan bahkan menjadi syarat agar diizinkan liburan lebaran di rumah. Seiring berjalannya waktu, kadang momen-momen tersebut sangat dirindukan, dimana mau tidak mau, saat itu, akan memaksa diri untuk mengkhatamkan Qur’an. Jujur, sekarang karena (merasa) banyak kegiatan, seolah kebiasaan saat di pesantren tersebut (hampir) sulit dilakukan.

Beruntungnya, saya bergabung di kegiatan Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU United Kingdom. Salah satu program khusus di Bulan Ramadhan ini adalah khataman Qur’an. Jadi masing-masing orang akan mengisi list di grup untuk membaca 1 juz yang diinginkan. Nanti, setiap hari Sabtu akan ada doa khataman sekaligus terdapat tausyiah yang terbungkus dalam kegiatan SIRAMAN (Silaturahmi Ramadhan). Tema yang dibahas sangat menarik. Seputar Kesehatan, Agama, dan Ekonomi. Program tersebut akhirnya memicu semangat untuk membaca Qur’an dari juz per juz-nya sekaligus dapat upgrade ilmu.

Buka Bersama dengan Keluarga Mahasiswa dan Warga Muslim Indonesia di Birmingham

Tradisi saat awal puasa biasanya di grup-grup WhatsApp sudah mulai bertebaran pesan, “Kuy Bukber!”, “Kapan Bukber?”. Tidak jarang, momen buka bersama menjadi ajang silaturahmi dengan teman kuliah, SMA, SMP, bahkan dengan teman SD. Apakah di Inggris ini bisa dilakukan? Mungkin kalau hanya dengan teman sekelas, masih bisa. Tapi kalau ingin Bukber dengan Muslim Indonesia yang lebih banyak bagaimana? Tentu tidak mudah.

Beruntungnya, di Komunitas Taklim Keluarga Muslim Indonesia di Birmingham (TAKBIR) sudah mempunyai tradisi Buka Bersama (Bukber) setiap tahunnya. Tentu kegiatan ini bertujuan untuk membuat suasana berbuka puasa dapat berkumpul dengan masyarakat dan mahasiswa seperti yang biasanya dilakukan pada umumnya ketika berpuasa di Indonesia.

Foto bersama tokoh muslim Indonesia di Birmingham dan KH. Paul Salahuddin Armstrong (Muslim Chaplain of University of Birmingham). (dok. pribadi)

Pada Hari Sabtu 23 Maret 2024, Buka Bersama yang diselenggarakan bekerja sama dengan Indonesian Society dan PPI MIB (Birmingham) menjadi momen yang sangat tepat. Selain sudah ditunggu-tunggu, acara ini bertepatan dengan berakhirnya perkuliahan semester ini. Sehingga yang hadir semakin banyak dan acara semakin meriah. Bahkan, Oasis Room yang menjadi tempat diselenggarakannya acara ini tidak mampu untuk menampung para warga dan mahasiswa Indonesia yang hadir.

Suasana solat taraweh di kampus University of Birmingham, UK. (dok. pribadi)

Akibatnya, kita harus berdesakan namun tidak mengurangi momen hangat bisa berjumpa sesama warga Indonesia dan menikmati makanan-makanan Indonesia seperti rendang, ayam bakar, ayam balado, ayam goreng, sate, dan masih banyak lagi.

University of Birmingham Sangat Menghargai Muslim dan Bulan Ramadhan

Meskipun tidak ada perlakuan khusus dari kampus, kita disini sangat dihormati dan bahkan kampus memfasilitasi Islamic Society (Ubisoc) untuk mengadakan Community Iftar di Aston Web, tempat yang biasanya digunakan wisuda dan memberikan kesempatan untuk jumatan di halaman luarnya termasuk solat maghrib berjamaahnya yang menggunakan pengeras suara luar, sesuatu yang jarang terjadi di sini karena umumnya hanya menggunakan pengeras suara dalam dan di ruangan tertutup.

Buka bersama dengan mahasiswa dan warga Indonesia di Birmingham, UK. (dok. pribadi)

Community Iftar merupakan acara yang terdiri dari Exhibition (pameran tentang keislaman), Speeches (semacam kultum dan kuliah tentang Keislaman dan Ramadhan), dan Solat Berjamaah di Chancellors Court (Di halaman luar Gedung Aston Webb). Ada ribuan orang yang hadir pada acara ini. Menariknya, tidak hanya Muslim saja. Para mahasiswa non-muslim juga turut hadir sekaligus belajar banyak tentang Islam. Subhanallah.

Ngabuburit Nonton All England 2024

Hal yang paling langka dan belum tentu bisa diulang lagi di bulan Ramadhan tahun depan (bahkan seumur hidup) adalah NGABUBURIT NONTON ALL ENGLAND! Saat itu saya hanya nonton semifinal-nya saja dimana ada 3 perwakilan Indonesia, 2 tunggal putra (Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting) dan 1 ganda putra (Fajar Alfian/M Rian Ardianto). Alhamdulillah, mereka semua menang dan melaju ke final! Sontak, nonton dari pagi jam 9 hingga jam 9 malam di Utilita Arena Birmingham seakan secepat kilat. Hampir tidak merasa lapar dan haus meskipun sepanjang pertandingan selalu bersorak memberi semangat.

Solat dan buka puasanya bagaimana? Tenang, di venue terdapat prayer room. Kebetulan ada yang menyediakan Pre Order (PO) makanan. Sehingga untuk buka tidak bingung dan tidak susah untuk mencarinya. Dalam mencari makanan halal, Alhamdulillah di Birmingham tidak susah. Bahkan, para mahasiswa dan warga banyak juga yang memiliki usaha rumahan sendiri dan sering menawarkannya baik di media sosial maupun di WhatsApp grup. Apalagi sebagai mahasiswa, pasti kami sudah piawai untuk mengetahui dimana saja tempatnya. Bisa dikatakan itu merupakan keahlian tambahan untuk bertahan hidup dan menghemat pengeluaran kami.

Terakhir, tentu yang terpenting adalah merasakan puasa di negara minoritas Muslim ini menjadi pengalaman tersendiri. Kita bisa lebih meningkatkan rasa syukur karena masih diberi nikmat oleh Allah SWT. menjalani perintahnya meski tidak seperti di Indonesia. Di sini tentu banyak keterbatasan dan jauh dari keluarga. Mau bagaimanapun Ramadhan yang terindah adalah di kampung halaman tersendiri. Terlepas dari itu semua, semoga tulisan singkat ini dapat memberi manfaat serta gambaran kepada para pembaca tentang bagaimana suasana berpuasa di negara Inggris. Apalagi, bagi yang bercita-cita bisa studi di luar negeri semoga ini bisa menginspirasi pula. Semoga pula Ramadhan tahun ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas diri kita dalam beribadah kepada Allah SWT. Wallahu a’lam bissowab.

(Penulis adalah: Mahasiswa Master in Theology and Religion, University of Birmingham, Wakil Ketua PCI NU United Kingdom (UK) dan Founder Sanubari Nuris, Jembrana)

Editor: Dadie W. Prasetyoadi

Like this Article? Share it!

Leave A Response

Translate »